Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/07/2018, 15:57 WIB

TEHERAN, KOMPAS.com - Menteri Luar Negeri Iran Mohammed Javad Zarif menyebut AS telah "kecanduan" untuk menjatuhkan sanksi kepada negara-negara lain.

Melansir dari Al Arabiya, Washington akan kembali memberlakukan sanksi terhadap Iran, setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan mundur dari kesepakatan nuklir 2015.

Pembaruan sanksi tersebut, yang baru akan dimulai pada awal Agustus mendatang, telah membawa perekonomian Iran ke dalam kekacauan.

Pada Minggu (29/7/2018), nilai mata uang Iran telah hingga sekitar 100.000 rial terhadap dolar AS, menjadi rekor terendah yang pernah dialami Iran.

Baca juga: Ketika Trump dan Menlu Iran Terlibat Tweet-War

"Catatan hubungan luar negeri AS menunjukkan bahwa di setiap titik dalam sejarah, sebagian besar sanksi terhadap sejumlah negara, kebanyakan telah dikenakan oleh Amerika Serikat," kata Zarif dalam pertemuan duta besar Iran, diplomat dan pelaku bisnis, seperti dikutip kantor berita pemerintah, IRNA.

"Amerika adalah pencandu sanksi, dan kecanduan itu telah menghalangi mereka, termasuk saat pemerintahan Obama, dari memenuhi kewajiban mereka," tambah Zarif, Minggu (29/7/2018).

Trump telah memperingatkan bahwa sanksi baru, yang akan mulai diberlakukan kembali bakal memberikan dampak lebih parah dan luas terhadap perekonomian Iran dibandingkan sanksi sebelumnya.

AS juga mendesak kepada negara-negara sekutunya untuk berhenti mengimpor barang dari Iran, terutama minyak, atau mereka bakal menerima risiko sanksi tersendiri.

Baca juga: Jenderal Iran: Trump Hanya Melakukan Perang Urat Saraf

Sanksi yang sempat dicabut AS setelah adanya kesepakatan nuklir 2015 itu akan kembali berlaku pada 7 Agustus mendatang, yang bakal mempengaruhi pembelian dolar oleh Iran, perdagangan emas maupun komoditas penting lainnya.

Trump telah membanggakan perannya dalam memulai sanksi telah memicu gerakan pemogokan dan demonstrasi terhadap pemerintahan Teheran karena kekurangan, pengangguran, menurunnya standar hidup rakyat Iran.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Sumber Al Arabiya
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com