3. Nasionalisasi Minyak dan Kudeta 1953
Awal 1950-an, krisis politik menyeruak di Iran yang juga melibatkan Inggris serta Amerika Serikat (AS).
Semuanya berawal ketika Pahlavi mengangkat MOhammad Mosaddegh sebagai Perdana Menteri pada April 1951.
Mosaddegh sebelumnya berhasil mendapat dukungan dari Majlis (Parlemen) untuk melakukan nasionalisasi Perusahaan Minyak Anglo-Iranian (AIOC).
Baca juga: Garda Revolusi Iran Klaim Demo Anti-pemerintah Berakhir
Penutupan tersebut tidak saja menghentikan pasokan minyak untuk mendongkrak perekonomian Inggris, namun juga pengaruh mereka di Iran.
Aksi Mosaddegh menimbulkan konfrontasi yang membuat dua dinas rahasia Inggris-AS, CIA dan SIS, untuk bersatu menggulingkan Mosaddegh.
Mereka kemudian meminta Pahlavi menandatangani dekrit pemecatan Mosaddegh, dan mengangkat Jenderal Faziollah Zahedi sebagai penerus.
Operasi bernama Ajax kemudian dilakukan setelah melalui serangkaian persiapan yang matang. Namun, operasi itu menemui kegagalan.
Sebabnya dengan cerdik, Mosaddegh meminta Majlis untuk diizinkan mendapat kekuasaan langsung atas militer.
Kudeta yang gagal itu kemudian membuat Pahlavi melarikan diri ke Baghdad, Irak, kemudian Roma, Italia.
Ketika berada di Roma, seorang diplomat Inggris bertemu dengan Pahlavi yang lebih banyak menghabiskan waktunya di kelab malam.
Untuk membuatnya kembali meneruskan rencana kudeta, adiknya, Putri Ashraf, kemudian berbicara dengan sang kakak pada 29 Juli 1953.
Akhirnya, Pahlavi bersedia kembali ke Iran dan meneruskan rencana kudeta tersebut yang kemudian membuahkan hasil.
Mosaddegh kemudian ditangkap dan diadili. Atas pengampunan Pahlavi, hukumannya menjadi tiga tahun penjara, dan seumur hidup di pengasingan.
Baca juga: Jika Iran dan AS Berperang, Siapa yang Lebih Unggul?
4. Masa Pemerintahan Pahlavi
Di bawah kepemimpinan Pahlavi, Iran mulai memasuki masa "Revolusi Putih" dengan bantuan Negeri "Paman Sam".
Revolusi itu mencakup pembangunan jalan, jalur kereta, bandara, sejumlah proyek pembangunan bendungan dan irigasi.
Di 1970-an, rerata pertumbuhan ekonomi Iran sama dengan Korea Selatan (Korsel), Turki, hingga Taiwan, dan diprediksi bakal menjadi negara Dunia Pertama.
Salah satunya adalah perusahaan yang dikelola Khayami Bersaudara menjadi produsen mobil terbesar di Timur Tengah dengan 136.000 unit setiap tahun.
Di bawah kekuasaannya, Iran menjadi tempat yang toleran bagi kalangan minoritas, salah satunya adalah komunitas Yahudi.
Prestasi Pahlavi selain ekonomi adalah menumbuhkan kesadaran politik perempuan, serta meginstruksikan agar makanan bagi siswa di sekolah gratis.
Baca juga: AS Kemungkinan Serang Iran Bulan Depan
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.