PYONGYANG, KOMPAS.com - Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un telah mengangkat panglima angkatan bersenjata baru dalam lanjutan "reshuffle" para petinggi militer negeri itu.
Kantor berita KCNA mengabarkan, pejabat baru tersebut adalah Ri Yong Gil. Pejabat baru ini, menurut KCNA, sudah mendampingi Kim Jong Un saat ziarah ke taman makam pahlawan untuk memperingati 65 tahun gencatan senjata Perang Korea.
Kantor berita Reuters melaporkan, penunjukkan pejabat baru ini terjadi di saat Kim Jong Un sedang melakukan langkah-langkah diplomasi dengan AS usai pertemuan dengan Presiden Donald Trump.
Baca juga: Korut Kembalikan Kerangka Tentara AS, Trump: Terima Kasih, Kim Jong Un
Kim sebelumnya menggeser tokoh yang sama-sama memiliki ambisi nuklir dengan sosok loyalis yang siap mengikuti kebijakan barunya.
Selain panglima angkatan bersenjata, Kim juga menunjuk No Kwang Chol sebagai menteri pertahanan dan Jenderal Kim Su Gil sebagai direktur Biro Politik Umum.
Langkah ini bisa jadi merupakan bagian dari kebijakan baru Kim Jong Un dalam menunjukkan kesediaannya untuk mengubah kebijakan negeri itu.
Tepat di hari peringatan berakhirnya Perang Korea, Presiden Trump memuji Kim Jong Un yang memutuskan untuk mengembalikan sisa jenazah yang diyakini sebagai sejumlah tentara AS yang tewas dalam perang itu.
Pekan lalu, sejumlah citra satelit yang dianalisa proyek pemanti Korea Utara, 38 North menunjukkan pembongkaran stasiun peluncuran satelit Sohae.
Meski demikian, KTT Singapura belum berhasil memproduksi sebuah kesepatakan konkrit sehingga menimbulkan keraguan di antara banyak pihak.
Sebab banyak pihak belum melihat serangkaian langkah Korea Selatan sebagai sebuah itikad menuju denuklirisasi Semenanjung Korea.
Baca juga: Kim Jong Un Ingin Tentara Korea Utara Konsumsi Makanan Bergizi
Peneliti lembaga riset Pusat Keamanan Amerika Baru, Duyeon Kim mengatakan, pembongkaran Sohae hanya merupakan sebuah langkah "simbolis" tetapi tidak bisa diverifikasi secara independen.
Duyeon mengatakan, pusat peluncuran satelit Sohae hanya digunakan untuk melakukan uji coba roket bermesin bahan bakar cair.
Dan, rezim Korea Utara sudah tidak menggunakan bahan bakar cair lagi untuk roket-roket buatan mereka.