Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biografi Tokoh Dunia: Eva Peron, Pendorong Hak Politik Wanita

Kompas.com - 26/07/2018, 23:31 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

KOMPAS.com - Eva Peron atau Evita merupakan perempuan yang berpengaruh di Argentina pada pertengahan 1940 hingga awal 1950-an.

Dia merupakan Ibu Negara karena berstatus istri Presiden Juan Peron, dan dikenal memperjuangkan hak wanita untuk memberikan suaranya dalam pemilihan umum.

Selain itu, dia juga memperjuangkan hak kaum buruh, serta mendirikan partai politik perempuan pertama di Argentina, Partai Perempuan Peron.

Dia menjadi simbol kultur populer di dunia, dan diabadikan menjadi film berjudul Evita yang dibintangi penyanyi Madonna, dan tayang pada 1996.

Baca juga: Biografi Tokoh Dunia: Isabel Peron, Perempuan Presiden Pertama di Dunia

Berikut adalah biografi dari perempuan yang juga pernah mengelola Kementerian Buruh dan Kesehatan Argentina tersebut.

1. Masa Kecil
Terdapat kerancuan dalam tanggal lahir Eva. Merujuk pada sertifikat lahir yang dikeluarkan pemerintah Junin, Maria Eva Duarte lahir 7 Mei 1922.

Namun, jika melihat surat baptisnya, dia bernama Eva Maria Ibarguren, dan lahir pada 7 Mei 1919, atau tiga tahun lebih tua.

Ayahnya, Juan Duarte, merupakan imigran Basque Perancis. Sementara sang ibu Juana Ibarguren adalah imigran Basque dari Spanyol.

Ketika Eva baru berusia setahun, Duarte memilih meninggalkan Ibarguren dan kembali ke istri dan anaknya di Chivilcoy.

Situasi itu membuat Ibarguren dan anak-anaknya berpindah ke desa Los Toldos, yang merupakan kawasan paling miskin di Junin.

Untuk menghidupi keluarganya, Ibarguren melakukan jasa jahit pakaian bagi tetangganya. Setelah finansialnya lebih bagus, mereka pindah ke rumah yang lebih besar.

Ibarguren lalu menyulap rumah tersebut menjadi sekolah asrama di mana Eva kecil sering ikut bermain dan mulai menyukai sinema.

Saat itu, ibunya sudah mempunyai rencana untuk menikahkan Eva dengan salah seorang kenalan. Namun Eva telah bermimpi menjadi seorang aktris.

Kecintaannya akan akting setelah di Oktober 1933, dia terlibat dalam drama kecil berjudul Arriba Estudiantes.

Penulis biografi John Barnes mendeskripsikan drama itu "sangat emosional, patriotik, dan penuh melodrama".

Baca juga: Jupe: di Tahanan Aku Disamakan Evita Peron

2. Menjadi Aktris Terkenal
Di usia 15 tahun, Eva kemudian berpindah ke Buenos Aires untuk mengejar impiannya menjadi seorang aktris.

Dia kemudian bekerja dengan sejumlah perusahaan film. Di 1937, dia menelurkan film pertamanya berjudul Segundos Afuera.

Penampilannya di film itu berhasil membuatnya menerima kontrak untuk tampil di radio selama beberapa tahun.

Kemudian, dia menandatangani kontrak berdurasi lima tahun dengan Radio Belgrano untuk drama sejarah populer, Great Women of History.

Eva pernah memerankan Ratu Elizabeth I dari Inggris, Sarah Bernhardt, dan Alexandra Feodorovna yang merupakan istri Nicholas II, Tsar terakhir Rusia.

Dengan gaji yang mencapai sekitar 6.000 peso per bulan, Eva merupakan aktris dengan gaji terbesar di Argentina.

Kesukesannya itu membuat Eva kemudian memutuskan pindah ke apartemen kawasan mewah Recoleta pada 1942.

Baca juga: Presiden Perempuan Pertama Taiwan Dilantik

3. Menjalin Hubungan dengan Juan Peron
Pada 15 Januari 1944, sebuah gempa mengguncang San Juan, dan menewaskan 10.000 orang. Saat itu, Juan Peron yang berstatus Sekretaris Buruh menggagas rencana.

Untuk membantu korban, dia menggalang dana dengan cara membuat festival seni, dan mengundang pekerja seni baik radio atau film bergabung.

Sepekan setelah penggalangan dana, para penampil hadir dalam gala di Stadion Luna Park untuk menghibur korban gempa.

Pada gala yang digelar 22 Januari 1944 itulah, Eva bertemu dengan Peron yang juga adalah seorang perwira dengan pangkat Kolonel.

Baca juga: Hari Ini Dalam Sejarah: Pulpen Dipatenkan di Argentina

Mereka kemudian mulai menjalani hubungan dengan Eva pernah mengatakan hari-harinya bersama Peron sangatlah indah.

Saat itu, Peron berstatus duda berusia 48 tahun. Dia pernah menikah dengan Aurelia Tizon pada 1929 sebelum sang istri meninggal 1938.

Keduanya kemudian menikah pada 18 Oktober 1945. Saat itu, Peron mulai menunjukkan niatnya untuk maju sebagai Presiden Argentina.

4. Menjadi Ibu Negara Argentina
Jalan Peron menjadi presiden terganjal setelah di ditangkap pada 9 Oktober 1945 oleh lawan politiknya karena popularitasnya saat itu sangat kuat.

Pada 15 Oktober 1945, 350.000 orang berbaris di casa Rosada, Kantor Kepresidenan, menuntut agar Peron dibebaskan.

Tuntutan itu dikabulkan. Pada pukul 11.00 waktu setempat, Peron menginjakkan kaki di Casa Rosada, dan menyapa pendukungnya.

Setelah bebas, Peron kemudian bertarung pada Pemilihan Presiden 1946. Eva membantu suaminya dengan kampanye lewat siaran radio.

Dia membawakan pidato kuat dengan retorika yang sangat populis agar para buruh bersatu di bawah pergerakan Peron.

Baca juga: Argentina Batalkan Laga Persahabatan, Picu Kemarahan Menhan Israel

Meski dia adalah seorang aktris sukses, Eva menunjukkan sebagai pribadi yang ramah dengan merangkul kelas proletar.

Berkat kiprah Evita (Eva Kecil), Peron berhasil menang dan dikukuhkan sebagai presiden pada 4 Juni 1946.

Eva kemudian menjadi figur legendaris dalam kancah politik Argentina dengan kualitas retorika yang dibawakannya.

Meski tidak menempati jabatan secara resmi, Eva merupakan acting Menteri Bidang Kesehatan dan Perburuhan.

Langkah populisnya adalah menaikkan gaji para buruh yang langsung dibalas dengan dukungan kepada dia dan suaminya.

Selain itu, dia juga membentuk Yayasan Rva Peron yang pendanaannya berasal dari persatuan buruh, pengusaha, maupun dana nasional lain.

Yayasan itu bertugas mendirikan ribuan rumah sakit, sekolah, panti asuhan, panti, wreda, serta lembaga amal lain.

Eva bertanggung jawab untuk mendukung agar perempuan memperoleh hak politik, dan mendirikan Partai Feminin Peronista 1949.

Pada 1951, dia ditawari jabatan Wakil Presiden. Namun, militer kemudian mengintervensi, dan memaksanya untuk mundur.

Baca juga: Begini Para Pemimpin Perempuan Dunia Menanggapi Kemenangan Trump

5. Kematian
Eva terakhir kali tampil di depan publik saat suaminya dikukuhkan sebagai presiden untuk periode kedua.

Dia sempat menjalani operasi untuk mengangkat kanker servis yang dideritanya di Amerika Serikat (AS).

Namun, penyakit itu kembali menghampiri. Akhirnya pada 26 Juli 1952 pujul 20.25, Eva meninggal dalam usia 33 tahun.

Baca juga: Keluarga Kru Kapal Selam Argentina yang Hilang Galang Dana, Mengapa?

Jenazahnya kemudian diawetkan sehingga para pendukungnya bisa memberikan penghormatan untuk yang terakhir.

Namun, jenazah Eva sempat menghilang ketika suaminya dilengserkan melalui kudeta militer bernama Revolucion Libertadora pada 1955.

Penguasa militer kemudian mengumumkan bahwa jenazah Eva dimakamkan di Milan, Italia, dengan nama Maria Maggi.

Di 1971, jenazah Eva diterbangkan ke Spanyol di mana Peron mengungsi, dan telah menikah untuk kali ketiga dengan Isabel.

Dia 1973, Peron kembali dari masa pengasingannya, dan dikukuhkan sebagai Presiden Argentina untuk kali ketiga.

Peron meninggal di kantornya pada 1974. Istri ketiganya, yang sudah menjadi wakil presiden, meminta jenazah Eva dikembalikan ke Argentina.

Setelah disandingkan bersama jenazah sang suami, jenazah Eva kemudian dimakamkan bersama keluarga Duarte di Pemakaman La Recoleta, Buenos Aires.

Baca juga: Argentina Bahas Referendum Legalisasi Aborsi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com