Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biografi Tokoh Dunia: Van Gogh, Pelukis Pasca-Impresionisme

Kompas.com - 25/07/2018, 23:43 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

2. Mulai Membuka Jalan Menjadi Seniman
Musim gugur, 1880, Van Gogh pindah ke Brussels, dan mulai mencoba peruntungannya sebagai seorang seniman.

Meski dia tidak pernah menerima pendidikan tentang seni, saudaranya Theo bersedia untuk menanggung biaya hidupnya.

Van Gogh kemudian belajar secara otodidak melalui buku seperti Travaux des champs dari Jean-François Millet maupun Cours de dessin karangan Charles Bargue.

Karya seni membantu mengendalikan kondisi emosional Van Gogh. Pada 1885, dia memulai pengerjaan karya pertamanya berjudul Potato Eaters.

Baca juga: Pelukis Van Gogh Berikan Potongan Telinganya kepada Putri Petani

Saat itu, Theo memutuskan untuk tinggal di Paris. Van Gogh mengikutinya sehingga di 1886, dia tinggal bersama saudaranya di apartemen.

Di ibu kota Perancis itu, Van Gogh begitu terkesima dengan cahaya, warna, dan seni yang ditampilkan impresionisme itu.

Dia kemudian mulai belajar bersama Henri de Toulouse-Lautrec, Camille Pissarro, serta para pelukis lain.

Untuk menghemat uang, mereka memutuskan tidak menyewa model. Melainkan berpose bagi lukisan masing-masing.

Van Gogh sangat bersemangat. Bahkan saking semangatnya, dia sering berdebat dengan pelukis lain sehingga membuat mereka jengah.

Dia kemudian mulai menyukai seni Jepang dan berniat mempelajari filosofi Timur demi menyempurnakan seninya.

Namun, oleh Toulouse-Lautrec, dia mendapat saran untuk pergi ke sebuah desa bernama Arles di mana cahaya di sana mirip dengan di Jepang.

Februari 1888, Van Gogh memutuskan naik kereta ke desa yang terletak di kawasan selatan Perancis tersebut.

Selama di sana, dia menghabiskan uangnya untuk membeli bahan-bahan lukisan daripada makanan maupun kebutuhan lain.

Baca juga: Kereta Bayi Jadi Kanvas Lukisan Vincent van Gogh

3. Memotong Telinganya
Pada Desember 1888, dia merasa kondisinya memburuk, aneh, dan dia merasa sakit. Diyakini saat itu kesehatan psikologisnya menurun.

Theo menjadi khawatir, dan kemudian menawarkan sejumlah uang kepada seniman Perancis, Paul Gauguin, untuk mengunjungi Van Gogh.

Selama sebulan, keduanya sering berdebat hingga suatu malam, Gauguin memutuskan untuk keluar dari rumah.

Setelah pertengkaran mereka, Van Gogh kembali ke kamarnya di mana dia merasa mendengar sesuatu sehingga memutuskan memotong telinga kirinya dengan pisau cukur.

Beberapa jam kemudian, Van Gogh pergi ke rumah bordil di mana dia membayar wanita penghibur bernama Rachel.

Baca juga: Penyelidik Pajak Temukan Lukisan Van Gogh yang Hilang

Dengan tangan yang masih berlumuran darah, dia menawarkan Rachel telinganya sambil berkata agar telinganya dijaga baik-baik.

Polisi menemukan Van Gogh di kamarnya keesokan paginya, yang kemudian segera dilarikan ke Rumah Sakit Hotel-Dieu.

Theo datang menjenguk Van Gogh saat Hari Raya Natal di mana dia menemukan kakaknya lemas karena kehilangan banyak darah.

Dia dirawat hingga 7 Januari 1889. Saat itu, dia merasa sangat sendiri dan depresi hingga memutuskan kembali melukis.

Namun, melukis nyatanya tidak memberikan kedamaian batin sehingga dia melukis pada siang hari, sebelum masuk rumah sakit malamnya.

Baca juga: Lukisan Baru Vincent van Gogh Diperkenalkan

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com