Setelah dilincurkan, rudal itu bakal menggunakan mesin jet untuk melewati atmosfer sebelum turun dalam kecepatan hipersonik.
Yang kedua, rudal itu dibawa oleh pesawat pembom atau jet tempur, dan dilepaskan di tengah udara, dan secara bertahap mencapai kecepatan hipersonik.
Saat ini, rudal hipersonik yang diperkenalkan Rusia dilaporkan masih belum bisa menembus sistem rudal Patriot milik Amerika Serikat (AS).
Namun, Negeri "Beruang Merah" masih terus melakukan penelitian untuk menyempurnakan kemampuan bergerak rudal hipersonik.
Antara lain dengan menggabungkan rudal penjelajah Kinzhal dengan rudal balistik jarak pendek Iskander-M.
Pakar senjata memprediksi cetak biru rudal hipersonik itu bakal rampung pada 2020, dan bisa ditingkatkan kecepatan maupun manuvernya.
Selain Rusia, AS, Inggris, China, India, maupun Australia dikabarkan juga mengembangkan teknologi hipersonik.
Namun, hanya AS dan China yang berhasil menciptakan peluncur hipersonik yang biasanya ditempatkan di atas roket.
Baca juga: Dituduh Bocorkan Informasi Rudal Hipersonik, Ilmuwan Rusia Ditahan
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.