Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rusia Kerahkan Ribuan Pasukan dan Senjata ke Perbatasan Negara NATO

Kompas.com - 25/07/2018, 13:20 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Newsweek

MOSKWA, KOMPAS.com - Rusia mengumumkan telah mengerahkan ribuan pasukan dekat perbatasan negara anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

Pernyataan itu diucapkan Menteri Pertahanan Sergey Shoigu dalam pertemuan dewan, seperti dilansir Newsweek Selasa (24/7/2018).

Shoigu mengungkapkan sejak 2016, telah terjadi peningkatan situasi di Distrik Militer Barat yang berbatasan dengan negara Baltik seperti Latvia dan Polandia.

Baca juga: Rusia Uji Coba Rudal Super yang Bisa Jangkau Seluruh Dunia

Dia menjelaskan, Kremlin telah menempatkan 70 unit serta formasi militer besar, termasuk di dalamnya dua divisi dan tiga brigade.

Selain itu, sebanyak 5.000 peralatan dan senjata canggih telah dikirim kepada pasukan yang berjaga di sana.

Seperti sistem peluncur roket kaliber besar Tornado-S, sistem pertahanan anti-pesawat Tor-M2, maupun kendaraan lapis baja Typhoon-K dan Typhoon-U.

"Mereka telah menjalani 350 kali inspeksi mendadak untuk membuktikan kualitas dan kemampuan menyelesaikan konflik," tegas Shoigu.

Bermarkas besar di St Petersburg, Distrik Militer Barat membawahi 26 daerah termasuk Kaliningrad dan Moskwa.

Lembaga think tank Rand Corp dalam laporannya Mei lalu mencatat, distrik itu merupakan markas "pasukan darat dan angkatan udara terkuat Rusia".

"Kolega kita di NATO berusaha dengan segala cara untuk mencegah kita menjadi kompetitor geopolitik dan punya banyak sekutu," kata Shoigu.

Dia berpandangan pengerahan itu dilakukan setelah NATO juga melakukan penambahan kekuatan di wilayah yang berbatasan dengan Rusia.

Sempat mereda sejak bubarnya Uni Soviet, kini ketegangan NATO-Rusia kembali meningkat dengan masing-masing saling menyalahkan telah memberi ancaman pada dunia.

Sikap NATO menjadi keras setelah Rusia melakukan pendudukan terhadap Semenanjung Crimea, Ukraina, pada 2014.

NATO menuduh Moskwa telah melanggar kedaulatan Ukraina yang kemudian dibalas bahwa mereka hanya melindungi kepentingan etnis mayoritas Rusia.

Akibat pendudukan itu, NATO kemudian membuat gugus tempur multinasional yang ditempatkan di Latvia, Estonia, Lithuania, serta Polandia.

Baca juga: Studi: NATO Bakal Kalah jika Diserang Rusia

Shoigu mencatat sejak 2014, pasukan NATO yang ditempatkan di Eropa Timur meningkat dari 2.000 menjadi 15.000 personel.

Selain itu, pasukan yang ikut latihan tahunan meningkat menjadi 20.000, serta jet tempur bertambah 101.

NATO juga mendirikan pusat unit tempur siber yang berada di Finlandia, Estonia, Polandia, Jerman, serta Perancis.

Shoigu menyatakan harapannya akan pertemuan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump di Finlandia pekan lalu (16/7/2018).

"Semoga pertemuan itu menjadi jembatan untuk memperkuat kerja sama Rusia dengan AS dan NATO demi terciptanya keamanan dunia," ujarnya.

Baca juga: Trump Desak Anggota NATO Tambah Sumbangan Militernya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Newsweek
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com