Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/07/2018, 09:12 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

Sumber CNN,AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Dua warga Amerika Serikat yang ditangkap dan ditahan di Suriah karena mendukung kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) dipindahkan ke AS.

Salah satu dari mereka adalah Ibrahim Musaibli (28) dari Dearborn, Michigan. Dia dituding menyediakan dan memberikan dukungan materi kepada ISIS.

"Dua warga AS yang didakwa dalam kasus terpisah, telah dipindahkan dari tahanan Pasukan Demokratik Suriah dan dibawa ke AS," kata juru bicara Kementerian Kehakiman Wyn Hornbuckle kepada CNN, Selasa (25/7/2018).

"Mereka akan segera hadir di pengadilan federal," imbuhnya.

Baca juga: Pasukan Suriah Temukan Gudang ISIS Penuh Senjata Buatan Israel

Musaibli yang lahir di AS itu dituding mendukung ISIS sejak April 2015 hingga Juni 2018. Dia akan dihadapkan pada hakim di Detroit, Rabu (25/7/2018).

"Kami akan menuntut siapa pun yang memberikan, atau bahkan berupaya memberikan dukungan kepada teroris," kata Jaksa Penuntut Matthew Schneider.

Selain Musaibli, Samantha Elhassani juga telah ditahan di Indiana karena memberikan pernyataan keliru kepada FBI.

AFP mewartakan, Elhassani didampingi oleh keempat anaknya yang masih kecil dan semuanya warga AS. Anak-anaknya kini berada di tahanan Departemen Layanan Anak (DCS) Indiana.

"DCS Indiana akan membuat penentuan yang diperlukan mengenai hak asuh, keamanan dan kesejahteraan mereka," kata lembaga tersebut.

Putra Elhassani pernah muncul dalam video propaganda ISIS. Suaminya adalah seorang penembak jitu ISIS. Namun, pria itu tewas dalam serangan pesawat tak berawak.

Baca juga: Anggota ISIS Ini Terbukti Rencanakan Aksi Penggal PM Inggris

Juru bicara Kementerian Pertahanan AS Sean Robertson mengatakan, Pentagon menyediakan pesawat dan kru untuk menerbangkan keduanya dari Suriah ke AS.

Pentagon pada pekan lalu menyatakan, ada sekitar 600 anggota kelompok ekstremis dari 40 negara yang berada di tahanan pasukan Suriah yang dipimpin AS.

Seorang sumber militer AS menyebut, sekitar 40 di antaranya merupakan warga Rusia, dan puluhan lain berasal dari Jerman dan Perancis.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber CNN,AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com