Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/07/2018, 11:48 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

HANZHONG, KOMPAS.com - Empat turis China melempari seekor panda di kebun binatang agar hewan itu bangun dan bergerak.

Diwartakan South China Morning Post, Senin (23/7/2018), mereka kini dilarang untuk berkunjung ke kawasan cagar alam nasional Foping di Hanzhong, provinsi Saanxi, China.

Peristiwa pelemparan batu itu terjadi pada Jumat (20/7/2018), ketika seorang pria melontarkan batu-batu dari belakang pagar ke arah seekor panda.

Hewan pemakan bambu tersebut dilempari batu saat sedang bersantai di bawah sebuah pohon.

Baca juga: Bayi Panda Kelahiran Kebun Binatang Malaysia Tampil Perdana di Depan Publik

Salah seorang saksi mata bernama Yang mengatakan, panda tidak bergerak selama berada di bawah pohon.

Dia menyatakan, ada lebih dari 20 orang yang berkumpul di sekitar pagar. Kemudian beberapa dari mereka melempar panda dengan batu agar panda itu bergerak.

Dalam sebuah video beredar di media sosial menunjukkan, seorang pria berkaus putih yang mengawali pelemparan tersebut.

Manajer pemasaran Foping National Nature Reserve, Yan Xihai, menilai pria itu bukanlah satu-satunya pengunjung yang melontarkan batu ke arah panda.

"Insiden ini terjadi di lokasi panda yang secara umum tidak akan berkeliaran, jadi kami tidak memiliki kamera pengawas yang terpasang," ucapnya.

Namun, staf cagar alam tetap memberikan peringatan kepada mereka dan meminta mereka segera keluar dari lokasi.

Manajemen cagar alam juga memasukkan mereka ke dalam daftar hitam pengunjung.

Newsweek melaporkan, manajer cagar alam Foping Zhen Xihai berjanji akan meningkatkan pengelolaan dan memberlakukan denda kepada pengunjung atau agen pariwisata yang terlibat.

Baca juga: Xiang Xiang, Bayi Panda yang Jadi Idola di Jepang

"Jika agen pariwisata dinyatakan bersalah atas perilaku tidak beradab, maka semua akan masuk dalam daftar hitam dan dilarang masuk ke cagar alam," katanya.

China memegang status spesial di China. Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk melestarikan spesies itu.

Kini, panda raksasa tidak lagi terancam dan jumlahnya diperkirakan mencapai 2.000 ekor di seluruh dunia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com