HARARE, KOMPAS.com - Sekitar lima juta penduduk Zimbabwe akan menyumbangkan hak suaranya dalam pemilu presiden pada 30 Juli 2018.
Pilpres kali ini disebut sebagai pemilu bersejarah. Lalu, apa yang membedakan pemilu tahun ini dengan sebelumnya?
Berikut lima fakta tentang pemilu presiden Zimbabwe 2018, seperti diwartakan dari BBC, Senin (23/7/2018):
1. Pemilu pertama tanpa Mugabe
Sejak berdirinya negara Zimbabwe pada 1980, hanya satu orang yang selalu menang pemilu yaitu Robert Mugabe.
Pria berusia 94 tahun itu digulingkan oleh kekuatan militer dan anggota partainya yang tidak setuju atas kebijakan Mugabe.
Baca juga: Militer Zimbabwe Berjanji Tetap Netral dalam Pemilu Presiden
Beberapa pekan sebelum militer mengambil alih, Mugabe memecat wakilnya, Emmerson Mnangagwa, yang sekarang menjadi presiden Zimbabwe sekaligus kandidat dari partai Zanu-PF.
Pengawas pemilu internasional dari Eropa dan Amerika Serikat akan diperkenankan hadir untuk pertama kalinya sejak 2002.
2. Surat suara terpanjang
Keluarnya Robert Mugabe dari pemilu memancing ambisi politik dari kandidat lain. Sebanyak 23 nama akan muncul dalam surat suara.
Kertas pemilu itu pun menimbulkan kontroversi. Dengan desain dua kolom yang menunjukkan wajah dari 23 kandidat, wajah Mnangagwa berada di kolom dua teratas.
Oposisi menyebutnya sebagai ilegal. Tapi ketua komisi pemilu Priscilla Chigumba menyatakan, jika memakai kolom tunggal maka pemilih tidak dapat memasukannya ke kotak suara karena terlalu tebal ketika dilipat.
And you want to tell me @ZECzim is credible if this is what the ballot paper looks like and they say it was a cost cutting measure, dividing candidates equally on each s half would have saved that extra little penny? #Zimbabwe is a big joke #EnoughIsEnough #ElectionsZW pic.twitter.com/tqhLdtYNj2
— #Hayipariyani (@MatricksDeCoder) 13 Juli 2018
Selain pemilihan presiden, 55 partai akan bertarung dalam pemilu parlemen. Beberapa dari mereka mencoba peruntungan baru setelah kembali dari luar negeri, dan memulai karier baru di negaranya.
3. "Pemilih hantu" dihilangkan
Komisi pemilihan umum Zimbabwe (Zec) mengenalkan sistem ID sidik jari untuk mendaftarkan nama pemilih. Dengan begitu, warga tidak bisa menyumbangkan suaranya lebih dari satu kali.
Pemilu nantinya tidak akan dirusak oleh para "pemilih hantu" yang dapat mengacaukan jumlah suara.
Secara total, ada 5,6 juta orang yang terdaftar sebagai pemilih, lebih sedikit 238.000 dibandingkan pemilu 2013.
Mesin ID sidik jari tidak akan digunakan pada hari pemilihan. Namun, tidak seperti pemilu sebelumnya, warga hanya boleh memberikan hak suara di tempat pemungutan suara.
Kartu identitas dan pengambilan foto akan diterapkan saat proses registrasi di TPS.
Zec melarang kandidat untuk menggunakan logo-logo tertentu termasuk hewan dan senjata, meski simbol pistol diperbolehkan.
Baca juga: Presiden Zimbabwe Optimis Pemilu akan Tetap Berlangsung Damai
Berbagai lambang yang dilarang antara lain, bunga flame lily, cheetah, gajah, burung sekretaris, macan tutul, singa, kerbau, griffon (makhluk mistis), burung hantu, burung pemangsa, ular kobra, pedang, badak, karangan bunga laurel dan kapak.
Tidak ada penjelasan resmi dari otoritas mengenai alasan pelarangan dari simbol-simbil tersebut.
Namun, sejarawan Pathisa Nyathi menilai, kepercayaan gaib kemungkinan menjadi salah satu faktornya.
"Dari sudut pandang seorang warga Afrika, burung hantu berhubungan dengan ilmu gaib, begitu pula dengan ular. Beberapa jenis ular juga melambangkan roh leluhur," katanya.
Sementara, flame lily merupakan bunga nasional Zimbabwe.
5. Turunnya penolakan terhadap LGBT
Kelompok LGBT di Zimbabwe menyatakan, ada penurunan tajam dalam penggunaan ujaran kebencian dan pelecehan terhadap komunitas LGBT selama kampanye di Zimbabwe.
Baca juga: Presiden Zimbabwe Tuduh Kelompok Istri Mugabe Dalang Insiden Bom
Sebelumnya, Mugabe pernah dengan kejam mengatakan komunitas LGBT lebih buruk daripada hewan dan mengklaim orientasi mereka bukan Afrika.
"Pemilu di masa lalu telah ditandai dengan mengambinghitamkan sebagian besar minoritas yang tidak terlihat dan tidak populer, menciptakan kepanikan moral," ucap Chester Samba dari kelompok Galz.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.