Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/07/2018, 10:13 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com — Biro Penyelidik Federal (FBI) meyakini mantan penasihat kampanye Donald Trump berkonspirasi dengan Rusia untuk memengaruhi pemilu presiden AS pada 2016.

Demikian yang diungkap dalam dokumen rahasia yang dirilis ke media AS.

Diwartakan AFP pada Minggu (22/7/2018), The New York Times memublikasikan dokumen yang diajukan FBI ke Pengadilan Pengawasan Intelijen Asing pada Oktober 2016.

Nama Carter Page, mantan penasihat kebijakan luar negeri untuk kampanye Trump, terdapat dalam dokumen setebal lebih dari 400 lembar itu.

Baca juga: Moskwa Desak AS Bebaskan Perempuan Rusia yang Dituduh Menjadi Mata-mata

The New York Times, bersama USA Today dan media lainnya, mengajukan Freedom of Information Act untuk mendapat materi itu, yang kemudian dikeluarkan oleh Kementerian Kehakiman dengan banyak rincian telah disunting.

"FBI yakin Page telah menjadi subyek kolaborasi yang ditargetkan Pemerintah Rusia," tulis FBI dalam dokumen.

Setelah kalimat itu, ada bagian yang dihitamkan. Kemudian berlanjut dengan kutipan berikut.

"... merusak dan memengaruhi hasil pemilihan presiden 2016 yang melanggar hukum kriminal AS," lanjut dokumen tersebut.

"FBI yakin Page telah bekerja sama dan berkonspirasi dengan Pemerintah Rusia," demikian tertulis pada dokumen.

Dalam dokumen yang dirilis pada Sabtu lalu itu, FBI mengutip sumber yang diklaim memiliki rekam jejak tentang pemberian informasi yang dapat dipercaya.

Trump tidak disebutkan dalam dokumen tersebut, tetapi hanya diidentifikasi sebagai "Candidate #1".

"Page telah menjalin hubungan dengan pejabat Pemerintah Rusia, termasuk perwira intelijen Rusia," lanjut dokumen itu.

Baca juga: Trump Enggan Salahkan Rusia Atas Infiltrasi Pemilu

Sejauh ini, Page belum dikenai tuduhan dari pihak berwenang. Kepada CNN, dia membantah berbagai tudingan yang dilaporkan oleh media.

"Saya tidak pernah menjadi agen dari kekuatan asing di mana pun," katanya.

Dalam serangkaian cuitan di Twitter pada Minggu (22/7/2018), Trump menyebut dokumen tersebut disediakan mantan agen intelijen Inggris, Christopher Steele, yang dipekerjakan dalam kampanye pesaingnya dalam pemilu AS 2016, Hillary Clinton.

Trump bahkan menyinggung Presiden ke-44 AS Barack Obama terkait intervensi Rusia dalam pemilu AS.

"Jadi Presiden Obama tahu tentang Rusia sebelum pemilu. Kenapa dia tidak melakukan sesuatu? Kenapa dia tidak memberi tahu kepada kami? Karena semua itu adalah hoaks," kicau Trump.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com