Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/07/2018, 07:49 WIB

BHOPAL, KOMPAS.com - Rumor penculikan anak di India yang disebarkan melalui aplikasi WhatsApp kembali memakan korban.

Dilansir dari Times of India, Senin (23/7/2018), massa di Morwa, distrik Singrauli, menyerang seorang perempuan muda. Mereka memukuli perempuan tersebut hingga tewas.

Insiden itu terjadi pada Sabtu (21/7/2018) malam. Sejauh ini, polisi belum merilis identitas perempuan yang diyakini berusia 25 tahun.

"Pada dasarnya, rumor yang mengakibatkan terjadinya pembunuhan," kata pejabat polisi setempat Riyaz Iqbal.

Baca juga: Dua Bulan Terakhir, Penyebaran Hoaks Sebabkan 20 Warga India Tewas

"Penemuan awal menunjukkan, warga menuduh perempuan itu sebagai penculik anak dan menginterogasinya. Kemudian, mereka memukulnya hingga tewas," ucapnya.

Jasad perempuan tersebut ditemukan di dekat kebun pembibitan milik departeman kehutanan di desa Bhos, Morwa. Polisi telah menangkap beberapa orang yang melakukan pemukulan.

"Kami menangkap 9 orang. Petugas polisi sedang mencari sisanya," ujar Iqbal.

Seperti diketahui, polisi setempat telah menggagalkan empat kasus main hakim sendiri sepanjang satu bulan terakhir di Singrauli dan Balaghat.

Penyerangan terhadap individu yang dilakukan secara beramai-ramai itu dipicu oleh beredarnya rumor tentang keberadaan mafia dan penculikan anak.

Pada 29 Juni lalu, polisi berhasil menyelamatkan nyawa petugas kehutanan yang dipukuli massa karena dituduh sebagai penculik anak.

Baca juga: Pria di India Dipukuli Massa hingga Tewas Saat Menuntun Sapi

Rumor soal kelompok penculik anak ini tersebar luas dan amat cepat di India lewat layanan pesan WhatsApp dan media sosial seperti Facebook.

Akibatnya, sebagian warga dengan gampang menaruh curiga terhadap orang asing yang tak pernah terlihat di sekitar komunitas mereka.

Kecurigaan ini kerap berubah menjadi amuk massa yang dalam dua bulan terakhir sudah menghilangkan nyawa setidaknya 20 orang di seluruh India.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com