Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Moskwa Desak AS Bebaskan Perempuan Rusia yang Dituduh Menjadi Mata-mata

Kompas.com - 22/07/2018, 09:09 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber AFP

MOSKWA, KOMPAS.com - Pemerintah Rusia mendesak kepada AS untuk segera membebaskan seorang perempuan warga negaranya yang ditahan dengan tuduhan sebagai mata-mata.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov telah menghubungi Menlu AS Mike Pompeo pada Sabtu (21/7/2018), untuk mengeluhkan penahanan atas Maria Butina (29) dan menyebut AS telah menjatuhkan tuduhan palsu kepadanya.

Butina dituding telah menjalin hubungan dengan kelompok politik di AS, termasuk Asosiasi Senjata Nasional (NRA) yang memiliki lobi kuat tentang hak kepemilikan senjata. Dia juga dianggap punya kedekatan dengan Partai Republik.

"Menteri Lavrov menekankan bahwa tindakan otoritas AS yang telah menahan warga negaranya atas tuduhan palsu sama sekali tidak dapat diterima dan harus dibebaskan secepatnya," kata Kementerian Luar Negeri Rusia dalam pernyataannya.

Baca juga: Dituduh Jadi Agen Mata-mata Rusia, Perempuan Ini Ditangkap Otoritas AS

Butina ditangkap pada Minggu (15/7/2018) di Washington, dan dihadirkan ke persidangan pada Senin (16/7/2018). Demikian dilansir AFP.

Departemen Kehakiman menyatakan, Butina telah melanggar hukum AS dengan tidak mengungkapkan kepada pihak berwenang AS bahwa dia bertindak atas nama pemerintah Rusia.

Butina dianggap memiliki hubungan dekat dengan petinggi Rusia, yang diduga kuat adalah Alexander Torshin, seorang politisi Rusia.

Saat ini, Torshin merupakan pejabat senior bank sentral Rusia dan mantan anggota parlemen Rusia. Dia juga salah satu dari sejumlah pejabat senior Rusia yang terkena sanksi AS.

Pengacara Butina, Robert Driscoll, mengatakan dalam sebuah pernyataan, kliennya bukanlah seorang agen mata-mata.

Butina merupakan mahasiswi jurusan hubungan internasional yang mencari gelar untuk mengejar karier dalam bisnis.

"Tidak ada indikasi Butina berusaha untuk mempengaruhi atau melemahkan kebijakan atau hukum tertentu atau negara Amerika Serikat," tulisnya.

Dalam komunikasi telepon tersebut, kedua diplomat juga saling bertukar pandangan tentang cara memperbaiki dan mengembangkan hubungan kerja sama AS dengan Rusia.

Baca juga: Terduga Mata-mata Rusia Tawarkan Seks demi Masuk Organisasi Penting AS

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com