Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyintas Suku Amazon Ini Hidup Sendirian di Hutan Selama 22 Tahun

Kompas.com - 21/07/2018, 14:04 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

RIO DE JAINERO, KOMPAS.com — Satu-satunya penyintas suku Amazon yang selamat dari serangan pada 1995 diketahui keberadaannya dan telah hidup sendirian di dalam hutan selama 22 tahun.

Melansir dari ABC News, Jumat (20/7/2018), aktivitas pria tersebut terekam oleh kamera yang kemudian videonya dirilis oleh lembaga Pemerintah Brasil.

Video yang diambil dari kejauhan itu menunjukkan gambar pria menebang pohon dengan kapak di Tanaru, wilayah pedalaman yang dikelilingi perkebunan swasta dan penggundulan hutan di negara bagian Rondonia.

Menurut Fundação Nacional do Índio (FUNAI), badan Pemerintah Brasil yang melindungi suku asli, Guaporé Ethno-Environmental Protection Front, telah memantau pria tersebut tanpa pernah berbicara dengannya.

Baca juga: Seorang Pengacara Brasil Ditembak Mati di Depan Putrinya

Namun, lembaga itu memastikan pria yang diyakini berusia 50-an tahun tersebut terlindungi dari ancaman eksternal, dengan mencegah siapa pun masuk sehingga dapat membahayakannya.

Koordinator regional FUNAI, Altair Algayer, mengatakan, pria itu sangat baik dalam hal berburu dan merawat pepaya serta jagung.

"Dia memiliki kesehatan yang baik dan bentuk fisik yang bagus karena melakukan semua hal itu," katanya, seperti dikutip dari Newsweek.

Berdasarkan data dari FUNAI, maraknya pembalakan liar dan pembukaan lahan untuk perkebunan di Rondonia berakibat pada penyerangan terhadap penduduk pedalaman pada 1980-an.

Pria yang terekam video diduga merupakan satu-satunya yang selamat dari kelompok suku terakhir yang terdiri dari enam orang. Namun, mereka diserang pada 1995 dengan hanya menyisakan satu orang.

Sejauh ini, suku itu belum diberi nama dan bahasa yang digunakan juga belum diketahui.

FUNAI telah memantau pria tersebut sejak 1996 dengan upaya kontak terakhir dengannya pada 2005, tetapi tidak berhasil.

BBC melaporkan, konstitusi Brasil menyatakan penduduk asli memiliki hak atas tanah.

"Mereka harus terus membuktikan keberadaan orang ini," kata Fiona Watson, Direktur Penelitan dan Advokasi Survival International.

Baca juga: 15 Anak di Brasil Terkena Peluru Nyasar Sepanjang Tahun Ini

Watson menduga ada motivasi politik di balik perilisan video tersebut.

"Kongres didominasi pengusaha agribisnis. Sementara Funai telah memangkas anggarannya. Ada serangan besar terhadap hak penduduk asli di negara ini," katanya.

Menurut Survival International, hutan Amazon di Brasil merupakan rumah bagi suku-suku yang belum pernah terjamah.

Kontak dengan dunia luar akan berisiko kematian bagi suku pedalaman. Kekebalan tubuh yang rendah membuat mereka rentan tertular penyakit, seperti flu, campak, atau lainnya.

"Dia merupakan simbol dari apa yang hilang dari kita, yaitu keragaman manusia yang luar biasa," ucap Watson.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com