SINGAPURA, KOMPAS.com - Pemerintah Singapura, Jumat (20/7/2018) mengatakan, sejumlah peretas berhasil mencuri catatan kesehatan 1,5 juta warga Singapura termasuk PM Lee Hsien Loong.
Kementerian Informasi dan Kesehatan Singapura mengatakan, database pemerintah menjadi korban sebuah serangan terencana yang tidak pernah terjadi sebelumnya.
"Penyerang secara khusus dan berulang mengincar informasi orang-orang tertentu termasuk PM Lee Hsien Loong," kata Menteri Kesehatan Gam Kim yong dalam jumpa pers.
Analisa forensik yang dilakukan Badan Keamanan Siber Singapura menunjukkan, serangan siber ini amat terencana dan bukan pekerjaan peretas atau pelaku kriminal biasa.
Baca juga: Bank Meksiko Dibobol Peretas, Dana Rp 214 Miliar Raib
Para pejabat Singapura menolak menyebutkan identitas para peretas itu tetapi menegaskan data kesehatan perdana menteri tidak muncul di dunia maya.
"Saya tidak tahu apa sebenarnya yang diinginkan para peretas itu. Mungkin mereka mencari semacam rahasia gelap atau setidaknya hal untuk mempermalukan saya," kata PM Lee lewat akun Facebook-nya.
"Data kesehatan saya bukan hal penting. Saya bisa saya menceritakan hal itu kepada semua orang, tetapi memang tidak ada yang istimewa di dalamnya," lanjut Lee.
Peretas menggunakan sebuah komputer dengan malware untuk mendapatkan akses ke data pemerintah antara 27 Juni dan 4 Juli lalu sebelum administrator melihat adanya aktivitas tak lazim.
"Catatan kesehatan berisi informasi yang amat penting bagi pemerintah," kata Eric Hoh, presiden perusahaan keamanan siber FireEye untuk wilayah Asia Pasifik.
"Banyak negara mulai mengumpulkan data intelijen lewat operasi mata-mata sibr yang mengeksploitasi teknologi yang kita andalkan sehari-hari," tambah Hoh.
Peretasan semacam ini bukan pertama kali terjadi di Singapura. Pada 2017, peretas bisa menembus database kementerian pertahanan dan mencuri data 850 prajurit dan staf kementerian pertahanan Singapura.
Baca juga: Peretas Banjiri Kanal Komunikasi ISIS dengan Gambar Porno
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.