Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Irak Dituduh Sengaja Matikan Internet saat Aksi Protes Warga

Kompas.com - 20/07/2018, 18:11 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

BAGHDAD, KOMPAS.com - Para peserta demonstrasi di Irak menuduh pihak berwenang telah dengan sengaja memutus akses internet selama berlangsungnya unjuk rasa.

Hal tersebut diyakini dimaksudkan agar warga tidak menyebarkan rekaman tindakan yang diambil petugas keamanan melalui dunia maya.

Aksi protes meletus di kota Basra pada 8 Juli lalu dan dengan cepat menyebar ke wilayah-wilayah lain di Irak.

Warga menggelar aksi sebagai bentuk protes atas tingginya angka pengangguran, tingginya harga-harga, pemadaman listrik dan kurangnya air bersih.

Selama lebih dari sepekan, para demonstran turun ke jalan mempertanyakan bagaimana sebuah negara yang merupakan produsen minyak terbesar kedua OPEC dapat menempatkan 38 juta warganya tanpa pemenuhan layanan dasar.

Baca juga: Intelijen Irak: Putra Pemimpin ISIS Tewas Akibat Serangan Rudal Rusia

Setidaknya sembilan orang meninggal dunia dan ratusan lainnya mengalami luka-luka akibat bentrokan dengan aparat.

Jaringan internet dilaporkan terputus, sementara sinyal melemah di seluruh negeri, pada Kamis (12/7/2018) pekan lalu, saat berlangsungnya aksi protes. Sejumlah platform media sosial masih diblokir.

Warga lokal mengatakan kepada Amnesty International, mereka yakin akses internet telah diputus demi mencegah warga berbagi rekaman maupun gambar tindakan berlebih yang diambil pasukan keamanan dalam mengatasi aksi protes.

Warga menuduh pasukan keamanan telah menggunakan peluru tajam kepada peserta aksi yang melakukan protes di kota-kota besar di selatan negara, terutama Basra.

"Kami terus memantau situasi yang meningkat di Irak selatan. Kami khawatir dengan laporan bahwa pasukan keamanan telah melakukan tindakan kekerasan dan penahanan terhadap peserta aksi secara sewenang-wenang,"

"Kami bahkan mendengar jika pasukan keamanan menembaki warga yang melakukan unjuk rasa damai," kata Deputi Direktur Amnesty International untuk Timur Tengah, Lynn Maalouf seperti dilansir The New Arab.

"Jika terbukti, tindakan pemerintah menonaktifkan jaringan internet secara sengaja dapat menjadi bentuk pembatasan terhadap hak kebebasan berekspresi."

"Selain itu tindakan tersebut justru menunjukkan bahwa pihak berwenang memiliki sesuatu yang disembunyikan," tambah Maalouf.

Baca juga: Irak Serukan Pemulangan Anak-anak dari Anggota Asing ISIS yang Ditahan

"Kami khawatir pemutusan jaringan internet tersebut disengaja untuk memberi keleluasaan penuh kepada pasukan keamanan dalam menekan peserta demonstrasi sehingga tidak akan direkam dan dimintai pertanggungjawaban," lanjutnya.

Dikatakan Amnesty Internasional, salah satu sumber di Baghdad mengungkapkan bahwa saat internet terputus, orang-orang dipukuli dan dibunuh dan mereka tidak dapat mengunggah buktinya.

Hal tersebut menjadikan warga Irak semakin menyadari fungsi dan manfaat dari media sosial yang mereka butuhkan untuk menyuarakan suara mereka.

Atas tindak kekerasan yang terjadi terhadap peserta aksi di Irak, Amnesty International mendesak kepada pemerintah untuk mengakhiri segala tindak penyiksaan, pemukulan dan perlakuan buruk lainnya oleh pasukan keamanan.

Amnesty juga meminta pemerintaj untuk melakukan investigasi dengan cepat, independen dan tidak memihak, hingga membawa pihak-pihak yang bertanggung jawab ke pengadilan.

"Pihak berwenang memiliki kewajiban untuk memastikan bahwa setiap warga negara dapat menggunakan hak mereka atas kebebasan berekspresi dan melakukan protes damai tanpa gangguan," kata Amnesty dalam pernyataannya.

Baca juga: Cegah ISIS Kembali, Irak Dirikan Pagar Kawat Berduri di Perbatasan Suriah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com