Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Remaja Thailand yang Terjebak di Goa Mulai Tinggal di Rumah

Kompas.com - 20/07/2018, 11:27 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

MAE SAI, KOMPAS.com - Remaja yang dikeluarkan dari Goa Tham Luang, Thailand, bangun dari tempat tidur di rumah mereka masing-masing untuk pertama kalinya.

Sebanyak 12 remaja usia 11 hingga 16 tahun, dan pelatih sepak bola mereka yang berusia 25 tahun keluar dari rumah sakit pada Rabu (18/7/2018).

Melansir dari Straits Times, Jumat (20/7/2018), setelah sempat muncul bersama di depan media, kini mereka mulai menjalani kehidupan seperti biasanya.

Banyak dari para remaja itu berasal dari distrik Mae Sai, provinsi Chiang Rai, dekat dengan perbatasan Myanmar.

Baca juga: Pelatih Tim Sepak Bola Remaja Ungkap Alasan Masuk ke Dalam Goa

Kedatangan mereka ke rumah langsung disambut dengan pelukan, air mata, dan senyuman. Sebagian dari mereka menerima percikan air ketika memasuki rumah.

Bagi kapten tim sepak bola remaja "Wild Boars" itu, Duangpetch Promthep, hidangan pertamanya yang dia santap di rumah adalah daging babi rebus dengan nasi.

Dia mengatakan, masakan itu merupakan sesuatu yang dia rindukan selama terperangkap di dalam goa. Selama berhari-hari di goa, dia hanya hidup dari air yang menetes dari stalaktit.

Duangpetch juga meniup lilin untuk merayakan ulang tahunnya ke-13 yang semestinya dilakukan pada 3 Juli lalu, atau sehari setelah para remaja ditemukan oleh penyelam Inggris sejauh 4 km di dalam goa.

Sebelumnya, sebagian remaja dan keluarga mereka ambil bagian dalam upacara keagamaan di vihara Wat Pha That Doi Wao.

Dengan menggunakan tali putih yang dilingkarkan pada pergelangan tangan, mereka duduk dan berdoa untuk kehidupan yang lebih baik.

Mereka juga memberikan penghormatan kepada penyelam Saman Gunan yang meninggal dunia, ketika menjalan misi penyelamatan di goa Tham Luang.

Jurnalis tidak diperbolehkan mendekati mereka ketika berada di dalam rumah ibadah.

Baca juga: Remaja yang Terjebak di Goa Mengira Bermimpi Saat Penyelam Tiba

Pihak berwenang meminta keluarga agar menolak wawancara media hingga selama satu bulan untuk membiarkan mereka kembali ke rutinitas normal.

"Mereka akan tinggal bersama keluarga dulu," kata kepala sekolah Punnawitch Thepsurin.

Selama konferensi pers pada Rabu lalu, para remaja itu hanya berencana masuk ke goa selama satu jam pada 23 Juni 2018. Namun, hujan deras membuat goa banjir sehingga membuat mereka tak dapat keluar.

"Pengalaman ini membuat saya menjadi lebih kuat dan mengajarkan saya untuk tidak menyerah," kata salah satu remaja, Chanintr Wiboonroongruan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com