Selain itu, bantuan internasional kepada masyarakat Rohingya diputus.
Pasukan militer dikirim ke negara bagian Rakhine utara, di mana sebagian besar Rohingya hidup tanpa kewarganegaraan.
Fortify Rights menyatakan, ada sekitar 27 batalion tentara Myanmar dengan 11.000 tentara, dan tiga batalion polisi tempur dengan sekitar 900 personel, berpartisipasi dalam serangan pada akhir Agustus 2017.
Baca juga: Bocah Rohingya Terluka Akibat Tembakan Petugas Perbatasan Myanmar
Pertumpahan darah itu berlanjut selama berminggu-minggu sesudahnya.
Pemerintah militer dan sipil Myanmar secara konsisten menggambarkan tindakan keras itu sebagai operasi untuk membersihkan teroris.
"Tidak ada genosida dan pembersihan etnis di Myanmar," kata Zaw Htay, juru bicara pemerintah.
"Ya, ada pelanggaran hak asasi manusia, dan pemerintah akan mengambil tindakan terhadap mereka yang melakukan pelanggaran HAM," imbuhnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.