KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad akan bernegosiasi kembali dengan Singapura terkait penundaan proyek kereta cepat Kuala Lumpur-Singapura.
Diwartakan Straits Times, Kamis (19/7/2018), negosiasi tersebut dinilai sebagai langkah untuk menghindari pembayaran kompensasi.
"Masalahnya adalah jika kita secara sepihak membatalkan kesepakatan, kami harus membayar kompensasi yang tinggi," katanya.
"Kami tidak bilang bahwa kami tidak akan pernah membangun kereta cepat, tapi saat ini kami tidak memiliki dana. Kita perlu menundanya," imbuhnya.
Baca juga: Mahathir Kecewa Warga Tak Merespons Usul Bangun Mobnas Baru
Rencananya, pembahasan penundaan itu akan dilakukan ketika Menteri Ekonomi Malaysia Azmin Ali mengunjungi Singapura pada akhir bulan ini.
"Seluruh keperluan proyek harus ditinjau ulang," kata Azmin.
"Prioritas sekarang jelas. Kami ingin mengurangi utang yang dihadapi sekarang," ucapnya.
Seperti diketahui, pemerintahan baru Malaysia mengungkapkan utang negara yang mencapai lebih dari 1 triliun ringgit atau sekitar Rp 3.500 triliun.
Terkait proyek kereta cepat, Mahathir sempat membatalkan proyek tersebut pada Mei lalu. Namun, sebulan kemudian dia menyatakan pemerintah akan mengajukan penundaan.
Proyek kereta cepat yang ditandatangani era pemerintahan Najib Razak itu akan menghubungkan Kuala Lumpur-Singapura dalam waktu 90 menit.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.