Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usai Pasien Meninggal, Ahli Bedah Plastik Terkenal di Brasil Kabur

Kompas.com - 18/07/2018, 09:44 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

Sumber AFP

RIO DE JANEIRO, KOMPAS.com - Seorang ahli bedah plastik terkenal asal Brasil yang dijuluki sebagai Dr Bumbum kabur, menyusul kematian seorang pasien.

AFP mewartakan pada Selasa (17/7/2018), pasien tersebut meninggal dunia beberapa jam setelah menjalani bedah plastik di rumah Dr Bumbum, di Rio de Janeiro.

Dr Bumbum yang memiliki nama asli Denis Furtado dianggap mampu melakukan "sihir" pada tubuh perempuan, khususnya bagian bokong.

Baca juga: Seorang Pengacara Brasil Ditembak Mati di Depan Putrinya

Dia menjadi terkenal di seluruh negeri karena keahliannya tersebut. Akun Instagram pria berusia 45 tahun ini bahkan memiliki 650.000 pengikut.

Namun, kini dia diburu oleh polisi setelah Lilian Quezia Calixro meninggal. Perempuan tersebut baru saja menjalani operasi pembedahan pantat.

Dia melakukan perjalanan sejauh 2.000 km dari rumahnya di Cuiaba hanya untuk menemui ahli bedah ternama itu.

Usai mendapat injeksi dari acrylic glass filler yang kontroversial, Calixto mulai merasa sakit.

Tiba di rumah sakit pada Minggu (15/7/2018), dia mengalami detak jantung cepat dan hipertensi, serta empat serangan jantung.

Segera setelah itu, Furtado menghilang dan sekarang menjadi buronan polisi atas dugaan kasus pembunuhan dan tindakan kriminal.

Polisi telah menahan kekasih Furtado. Berita menghilangnya ahli bedah ternama tersebut mengejutkan industri bedah plastik Brasil.

Baca juga: 15 Anak di Brasil Terkena Peluru Nyasar Sepanjang Tahun Ini

Asosiasi Bedah Plastik Brasil (SBPC) mengecam Furtado atas insiden itu.

"Anda tidak dapat melakukan operasi plastik di dalam apartemen. Banyak orang menjual mimpi, fantasi kepada pasien dengan cara yang tidak etis dan masyarakat sering tertarik pada harga rendah," ujar Presiden SBPC Niveo Steffen.

Steffen mengatakan, injeksi biopolimer atau polimer sintetis, seperti acrylic glass, sangat berbahaya dan telah menyebabkan banyak kematian di kalangan perempuan di Amerika Latin, khususnya di Venezuela.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com