Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kunjungi Sejumlah Proyek, Kim Jong Un Marahi Beberapa Pejabat

Kompas.com - 17/07/2018, 15:45 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

SEOUL, KOMPAS.com - Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menyatakan ketidakpuasannya terhadap kinerja para pengelola sebuah pabrik, pembangkit listrik, dan tempat berlibur.

Amarah Kim ini muncul saat dia melakukan kunjungan kerja ke beberapa lokasi pada Selasa (18/7/2018).

Kunjungan Kim Jong Un ke beberapa lokasi itu biasanya menjadi berita utama media Korea Utara yang kemudian menampilkan foto sang pemimpin sedang memberi petunjuk kepada bawahannya.

Dalam kunjungan kerja Kim Jong Un ke provinsi Hamgyong Utara, harian Rodong Sinmun bahkan memperbanyak halaman beritanya menjadi 12 lembar.

Baca juga: Trump Pamer Surat dari Kim Jong Un, Begini Isinya

Dan dari 12 halaman tersebut, sembilan di antaranya berisi khusus kunjungan Kim Jong Un ke provinsi tersebut.

Kemarahan Kim Jong Un muncul saat berkunjung ke pembangkit listrik Orachon yang pembangunannya baru mencapai 70 persen.

Menurut kantor berita Korea Utara KCNA saat melihat proyek pembangunan yang terhenti itu Kim Jong Un amat terkejut hingga tak kuasa berkata-kata.

"Pemimpin besar menegur pejabat kabinet karena dianggap mengabaikan proyek ini," demikian dikabarkan KCNA.

KCNA kemudian melanjutkan, Kim Jong Un meminta agar proyek pembangunan pembangkit listrik itu bisa diselesaikan pada Oktober tahun depan.

Amarah Kim kembali meledak saat melihat bak mandi air panas di lokasi wisata Onpho amat kotor sehingga disebutnya jauh lebih buruk dibandinkan akuarium.

Kebiasaan Kim Jong Un mengkritik penanggung jawab sebuah proyek bukan hal baru. Namun, baru kali ini pemimpin muda tersebut benar-benar terlihat marah.

Komite Partai Hamgyong Utara juga tak luput dari amarah Kim Jong Un. Sebab, menurut KCNA, para pejabat partai provinsi ini "tak sepenuhnya menerima" kebijakan negara untuk membangun pabrik tas di setiap provinsi.

Para pejabat setempat, menurut KCNA, hanya menawarkan sebuah "bangunan buruk" di kompleks pabrik yang sudah ada untuk difungsikan sebagai pabrik tas.

Hal ini membuat Kim Jong Un tidak suka.

"Pemimpin besar menegaskan bahwa pejabat partai setempat bersikap tak acuh terhadap kebijakan negara. Anggota komite tidak memiliki semangat revolusioner," tambah KCNA.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com