Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biografi Tokoh Dunia: Roald Amundsen, Penjelajah Kutub Selatan Pertama

Kompas.com - 17/07/2018, 15:43 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

KOMPAS.com - Roald Amundsen adalah seorang penjelajah asal Norwegia yang terkenal setelah keberhasilannya melakukan perjalanan ekspedisi menuju kutub utara dan juga selatan.

Bahkan, Amundsen tercatat sebagai penjelajah pertama yang berhasil mencapai Kutub Selatan.

Amundsen lahir pada 16 Juli 1872 dengan nama lengkap Roald Engelbregt Gravning Amundsen. Sang ayah, Jens Amundsen adalah seorang pemilik sekaligus kapten kapal.

Keluarga Amundsen tinggal di kota Borge, yang terletak di antara kota Fredrikstad dan Sarpsborg.

Ibunya, Hanna Sahlqvist menginginkan Amundsen untuk menjadi dokter dan tidak meneruskan bisnis maritim keluarga.

Amundsen menuruti permintaan sang ibu dan belajar ilmu kedokteran di perguruan tinggi. Dia telah menyembunyikan hasratnya untuk menjadi petualang.

Baca juga: Dari Kutub Selatan Muncul Jejak Big Bang dan Bukti Baru Teori Einstein

Namun hal tersebut hanya bertahan hingga usianya 21 tahun dan sang ibu meninggal dunia.

Setelahnya dia keluar dari perguruan tinggi dan memilih untuk menjadi penjelajah.

Amundsen terinspirasi oleh kisah penjelajahan yang dilakukan Fridtjof Nansen di Greenland pada 1888 dan ekspedisi Franklin yang hilang.

Dia memutuskan untuk menjalani kehidupan eksplorasi intens ke tempat-tempat liar dan belum terjamah.

Penjelajahan Pertama

Amundsen melakukan penjelajahan pertamanya pada 1897 dengan bergabung dengan tim Ekspedisi Antartika Belgia, yang dipimpin Adrien de Gerlache dan menggunakan kapal bernama RV Belgica.

Namun perjalanan ekspedisi tersebut tidak berjalan lancar karena kapal yang mereka gunakan terjebak di tengah lautan yang membeku di barat Semenanjung Antartika.

Walau demikian bagi Amundsen perjalanan tersebut memberinya bekal pengalaman untuk ekspedisi selanjutnya.

Pada 1903, Amundsen yang berusia 31 tahun memimpin ekspedisinya sendiri.

Berlayar menggunakan kapal seberat 47 ton yang diberi nama Gjoa, Amundsen membawa enam kru melakukan perjalanan laut melalui Rute Barat Laut dan sekitar pantai Kanada Utara.

Tim ekspedisi Amundsen kemudian singgah di pulau King William selama dua musim dingin hingga 1905. Selama kurun waktu itu, Amundsen banyak belajar dari penduduk lokal Netsilik Inuit tentang cara bertahan hidup di wilayah Arktik yang dingin.

Amundsen belajar tentang transportasi menggunakan kereta luncur anjing untuk membawa barang-barang, serta penggunaan kulit hewan berbulu tebal sebagai baju penahan dingin.

Tim melanjutkan perjalanan hingga berakhir di Nome, Alaska pada Agustus 1906. Pencapaiannya kali ini semakin mendorong niatnya untuk melakukan ekplorasi ke kutub.

Baca juga: Kutub Magnet Bumi Akan Berbalik, Perlukah Kita Khawatir?

Menuju Kutub Selatan

Rencana perjalanan Amundsen selanjutnya adalah ke Kutub Utara menggunakan kapal lama yang pernah digunakan Firdtjof Nansen, bernama Fram.

Namun di tengah melakukan persiapan, rencana tersebut berubah setelah pada 1909 beredar kabar bahwa penjelajan Amerika, Robert E Peary dab Federick Cook, telah mencapai Kutub Utara.

Amundsen tetap melanjutkan persiapan yang telah dilakukannya, akan tetapi dengan tujuan yang berbeda, yakni menuju Kutub Selatan.

Pada Juni 1910, Amundsen berangkat meninggalkan Norwegia tanpa ada seorang pun kecuali saudaranya, yang mengetahui bahwa kapalnya akan menuju Kutub Selatan dan bukan ke Kutub Utara.

Barulah saat berangkat dari Kepulauan Madeira, Amundsen memberitahu krunya.

Pada saat yang sama, seorang penjelajah asal Inggris, Robert Falcon Scott juga dilaporkan sedang melakukan ekpedisi menuju Kutub Selatan.

Namun dalam perjalanannya, Amundsen dapat mendirikan pos yang lebih dekat sekitar 100 kilometer dari kutub dibandingkan dengan tim Scott.

Amundsen juga telah melakukan persiapan yang lebih matang, salah satunya dengan menggunakan kereta luncur anjing untuk membawa perbekalan di atas permukaan daratan es. Sementara Scott masih bergantung pada kuda poni Siberia.

Amundsen melanjutkan perjalanan darat dengan menggunakan empat kereta luncur yang ditarik 52 anjing dan ditemani empat orang rekan.

Berangkat pada 19 Oktober 1911, perjalanan Amundsen didukung cuaca cerah dan akhirnya berhasil tiba di Kutub Selatan pada 14 Desember.

Baca juga: Biografi Tokoh Dunia: Amelia Earhart, Pionir Dunia Penerbangan

Setelah mengumpulkan data ilmiah di Kutub Selatan selama tiga hari, tim Amundsen melakukan perjalanan kembali ke kapal dan sampai di Teluk Paus pada 12 Januari 1912.

Sementara tim ekspedisi Scott meski sama-sama dapat mencapai Kutub Selatan pada 17 Januari 1912, namun dalam perjalanan kembali mereka dihadang cuaca buruk sehingga akhirnya tewas.

Keberhasilan mencapai Kutub Selatan dengan data ilmiah yang diperolehnya, Amundsen mampu menarik banyak sponsor untuk mendanai bisnis pelayaran. Dia mendapatkan sebuah kapal baru yang diberi nama Maud.

Meski telah berhasil mencapai Kutub Selatan, hasrat menjelajah Amundsen tak serta merta padam. Pada 1918, dia berniat untuk meneruskan misinya yang belum tercapai, yakni menuju Kutub Utara.

Namun rencana menjelajah menggunakan kapal layar ia batalkan dan mempertimbangkan untuk menempuh jalur udara.

Akhirnya pada 1925, dengan ditemani Lincoln Ellswoth, pilot Hjalmar Riiser-Larsen dan tiga anggota tim lainnya, Amundsen bertolak menuju Kutub Utara dengan menggunakan dua pesawat terbang mesin ganda, Dornier Do J.

Perjalanan lewat udara itu tiba hingga titik berjarak 250 kilometer dari Kutub Utara, jarak terdekat yang bisa dicapai menggunakan pesawat pada saat itu.

Setelah perjalanan tersebut, Amundsen resmi menjadi orang pertama di dunia yang telah menjejakkan kakinya di dua kutub Bumi.

Baca juga: Biografi Tokoh Dunia: Joan of Arc, Sang Dara Penakluk Pasukan Inggris

Akhir Kehidupan

Pada 18 Juni 1928, Amundsen bersama lima orang kru terbang kembali untuk melakukan misi penyelamatan di Arktik. Mereka melakukan pencarian kru Nobile yang hilang dalam perjalanan kembali dari Kutub Utara.

Namun pesawat Latham 47 yang digunakan Amundsen tidak pernah kembali dari misinya. Hanya potongan sayap apung dan tangki bahan bakar yang kemudian ditemukan di pantai Tromso.

Diduga pesawat yang membawa Amundsen beserta krunya jatuh akibat kabut di Laut Barents, menewaskan seluruh penumpang.

Upaya pencarian sempat dilakukan oleh pemerintah Norwegia, namun dihentikan pada September 1928. Jenazah para kru termasuk Amundsen tidak pernah ditemukan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com