Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pussy Riot, Band Anti-Putin yang Menyusup ke Final Piala Dunia

Kompas.com - 16/07/2018, 16:48 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

MOSKWA, KOMPAS.com - Sekitar empat orang berpakaian seperti petugas keamanan tiba-tiba memasuki lapangan ketika laga final Piala Dunia 2018 di Rusia antara Perancis dan Kroasia masuk menit 52.

Petugas keamanan berlarian di lapangan Stadion Luzhniki, tempat laga final digelar, hingga membuat wasit Nestor Pitana menghentikan pertandingan.

Salah satu dari penyusup bahkan sempat tos dengan penyerang muda Perancis, Kylian Mbappe, sebelum ditangkap dan dikeluarkan dari lapangan.

Baca juga: Olimpiade Ternoda, Grup Musik Pussy Riot Diserang

Setelah peristiwa itu, sebuah kelompok bernama Pussy Riot mengeluarkan rilis bertanggung jawab atas masuknya empat penyusup tersebut.

Dilansir The Sun Minggu (15/7/2018), Pussy Riot merupakan band feminis beraliran punk rock yang berbasis di Moskwa.

Didirikan pada Agustus 2011, kelompok tersebut beranggotakan 11 orang wanita yang berusia antara 20-33 tahun.

Pussy Riot melakukan sejumlah aksi kontroversial. Termasuk melakukan seks di Museum Biologi Moskwa pada Agustus 2012.

Lagu yang mereka hasilkan selalu berkisah soal feminisme, hak-hak LGBT, maupun sikap oposisi mereka atas Presiden Rusia Vladimir Putin.

Band itu menuai perhatian dunia setelah tampil di Katedral Gereja Ortodox Kristus Juru Selamat pada 21 Februari 2012.

Dua anggota, Maria Alyokhina dan Nadezhda Tolokonnikova harus mendekam di penjara atas aksi anti-Putin di katedral itu.

Alyokhina kembali dipenjara pada Agustus 2017 di kota Siberia, Yakutsk, setelah menentang hukuman penjara bagi sineas Ukraina, Oleg Sentsov.

Mereka kembali melakukan aksi protes atas hukuman Sentsov dengan menyerbu Menara Trump di New York, Amerika Serikat (AS), pada Oktober 2017.

Presiden AS Donald Trump juga tak luput dari sindiran Pussy Riot melalui lagu Make America Great Again dan Police State.

Dalam rilis yang disampaikan di Twitter, Pussy Riot memberikan enam poin keinginan mereka melalui aksi penyusupan di laga final.

1. Bebaskan semua tahanan politik.
2. Berhenti penjarakan orang demi propaganda media sosial.
3. Hentikan penangkapan ilegal selama aksi demonstrasi berlangsung.
4. Perbolehkan segala bentuk kompetisi politik.
5. Hentikan menciptakan kasus kriminal palsu, dan memenjarakan orang tanpa alasan.
6. Ubah Polisi Buruk menjadi Polisi Baik.

"Tahun ini, 11 tahun pujangga besar Rusia Aleksandrovich Prigov, yang menciptakan dasar Militarist, status negara sorgawi, meninggal," ujar Pussy Riot.

Militarist menurut Pussy Riot menjadi komponen untuk membentuk Rusia yang indah tanpa diganggu dengn adanya polisi buruk.

Baca Juga: Protes Telanjang Dada Dukung Grup Musik Pussy Riot

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com