Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Para Pilotnya Merokok di Dalam Kokpit, Air China Gelar Investigasi

Kompas.com - 12/07/2018, 16:38 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

Sumber SCMP

BEIJING, KOMPAS.com - Maskapai penerbangan Air China melakukan investigasi terhadap para pilot yang menjalani rute Hongkong menuju Dalian setelah sejumlah klaim menyebut pilot-pilot itu merokok di dalam kokpit.

Akibat aksi merokok itu, pesawat dengan kode penerbangan CA106 kehilangan ketinggian hingga 25.000 kaki atau sekitar 7,6 kilometer hanya dalam 10 menit.

Dalam insiden yang terjadi pada Selasa (10/7/2018) malam itu memicu keluarnya masker oksigen dari langit-langit kabin penumpang.

Meski sempat kehilangan ketinggiannya pesawat tersebut terus melanjutkan perjalanan dan tiba di kota Dalian, provinsi Liaoning, China dengan selamat.

Baca juga: Beijing: Penangguhan Penerbangan Air China Tak Terkait Nuklir Korut

Setidaknya dua orang penumpang mengunggah foto dan video saat-saat para penumpang pesawat yang tetap tenang saat masker oksigen muncul dari atap kabin.

"Pengumuman dari kokpit mengatakan, terdapat masalah untuk meningkatkan tekanan oksigen di dalam kabin sehingga pesawat kehilangan ketinggian," ujar seorang penumpang lewat akun mikrobloging Weibo.

Menurut situs FlightRadar24, pesawat Boeing 737 berpenumpang 159 orang itu kehilangan ketinggian pada pukul 19.40 di antara kota Shantou dan Xiamen.

Insiden itu terjadi hanya sekitar 30 menit setelah pesawat itu lepas landas dari bandara internasional Hongkong.

Pesawat itu anjlok dari ketinggian 35.000 kaki ke 10.000 kaki di mana kemudian pesawat tersebut kembali stabil dan naik ke ketinggian jelajahnya lagi.

Harian People's Daily yang menyebut dugaan para pilot pesawat itu merokok di dalam kokpit saat insiden tersebut terjadi.

Menanggapi adanya dugaan perilaku tak pantas para pilotnya itu maskapai Air China menegaskan, Badan Penerbangan Sipil China (CAAC) tengah melakukan penyelidikan.

"Jika hasil investigasi itu membuktikan para kru melanggar peraturan, perusahaan akan menjatuhkan sanksi terhadap orang yang paling bertanggungjawab," demikian manajemen Air China lewat akun Weibo-nya.

David Newberry, presiden Asosiasi Pilot Hongkong mengatakan, pesawat itu mengalami depresurisasi tidak harus mengalihkan jadwal terbangnya.

"Biasanya dalam kondisi seperti ini pesawat akan mendarat di bandara terdekat, setidaknya untuk menenangkan penumpang yang ketakutan," kata Newbery.

"Namun, jika secara struktural tak ada masalah terhadap pesawat itu, pilot bisa memutuskan untuk melanjutkan penerbangan,"tambah pilot Cathay Pacific ini.

Seorang pilot profesional yang memiliki lebih dari 25 jam terbng mengatakan, kurangnya tekanan di  dalam kabin membuat pilot harus turun hingga ketinggian 10.000 kaki.

Baca juga: Akibat Bayi Menangis, Tiga Penumpang Air China Berkelahi

"Ini adalah langkah yang aman, memberikan ketinggian yang tepat agar penumpang bisa bernapas dan kemudian kapten membuat keputusan," tambah pilot itu.

Pesawat Boeing milik Air China ini baru berusia empa tahun dan hingga Rabu (11/7/2018), pesawat itu masih berada di bandara Dalian.

Akibatnya, sejumlah penerbangan Air China pada Rabu itu termasuk perjalanan ke Beijing harus dibatalkan karena menggunakan pesawat yang sama.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber SCMP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com