Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kabar Dunia Sepekan: Bocah 8 Tahun Kuliah hingga Wartawan Dicium

Kompas.com - 07/07/2018, 17:46 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

KOMPAS.com - Seorang bocah delapan tahun asal Belgia selesai menamatkan pendidikan menengah atas berencana berkuliah setelah libur musim panas usai.

Kemudian seorang penjahat terkenal kabur dari penjara di Perancis dengan menumpang helikopter laksana film aksi Hollywood.

Atau seorang wartawan asal Korea Selatan (Korsel) yang menuai perdebatan di China gara-gara dicium dua orang fans perempuan Rusia saat meliput Piala Dunia.

Ketiga berita tersebut masuk ke dalam rangkuman kabar dari berbagai dunia yang terjadi pada Minggu (1/7/2018) hingga Sabtu (7/7/2018) untuk menemani akhir pekan Anda.

1. Lulus SMA, Bocah 8 Tahun asal Belgia Berencana Masuk Kuliah
Seorang bocah asal Belgia lulus dari sekolah menengah atas pada usia 8 tahun. Dia telah menyelesaikan enam tahun belajar dalam waktu sekitar 18 bulan.

Laurent Simons ingin melanjutkan pendidikannya ke jenjang universitas, setelah liburan selama dua bulan berakhir.

Menurut keterangan orangtuanya, dia memiliki IQ 145 dan merampungkan pendidikan diploma SMA bersama dengan murid-murid lain berusia 18 tahun.

Berita selengkapnya klik tautan di sini.

2. Penjahat Terkenal di Perancis Kabur dari Penjara Dijemput Helikopter
Bak film action ala Hollywood, Redoine Faid (46) kabur dari penjara dengan bantuan dua orang kaki tangannya yang menggunakan bom asap dan gerinda untuk masuk ke ruang kunjungan.

Kawanan penjahat itu kabur secara cepat dengan operasi pelarian bergaya komando yang berlangsung hanya 10 menit, dan pergi dengan menggunakan helikopter yang dibajak.

Sementara sipir tidak bersenjata berusaha menyelamatkan diri ke tempat aman dan menyalakan alarm.

Berita selengkapnya klik tautan di sini.

3. Iran: Israel Telah Mencuri Awan dan Salju Kami
Ketua Organisasi Pertahanan Sipil Iran Brigadir Jenderal Gholam Ridha Jalali menuduh Israel dan negara lain mencuri awan milik negeri itu.

Pencurian awan ini, lanjut Jalali, menjadi penyebab utama perubahan iklim dan kekeringan di beberapa wilayah Iran.

Jalali melanjutkan, kesimpulan ini berdasarkan sejumlah studi yang juga mempelajari dataran tinggi Afghanistan hingga ke Laut Tengah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com