Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perusahaan China Pembuat Senjata Laser Star Wars Rilis Video Uji Coba

Kompas.com - 06/07/2018, 19:11 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber SCMP

BEIJING, KOMPAS.com - Perusahaan China yang tengah mengembangkan senapan laser "Star Wars" merilis video uji coba senjata mereka.

Hal tersebut menyusul banyaknya pihak yang meragukan keaslian senjata tersebut setelah sempat diberitakan media.

Dalam video yang diunggah SCMP tersebut, tampak bagaimana sebuah objek sasaran yang dibidik oleh senapan laser dari kejauhan dengan cepat mengeluarkan asap hingga akhirnya terbakar.

Pada video diperlihatkan contoh sasaran mulai dari kertas karton, kain, baju, hingga ban bekas, yang semuanya dapat terbakar dengan hanya mengarahkan laser ke permukaan objek.

Diberitakan SCMP pada Minggu (1/7/2018), sejumlah peneliti yang mengaku terlibat dalam pengembangan senjata tersebut mengatakan, senapan ZKZM-500 dapat menghasilkan dan melepas gelombang energi tak kasatmata yang mampu menembus objek seperti jendela.

Baca juga: China Kembangkan Senapan Laser Star Wars untuk Militer

Saat mengenai bidang sasaran, gelombang energi itu akan mampu memicu reaksi karbonisasi secara instan.

Peneliti mengatakan, senapan laser yang menggunakan sumber daya dari baterai lithium yang dapat dicas seperti pada baterai ponsel tersebut mampu melepaskan hingga 1.000 kali tembakan energi.

Namun banyak pihak setelah membaca berita tersebut mengatakan, teknologi seperti yang disampaikan peneliti masih sebatas cerita fiksi ilmiah.

"Tidak mungkin laser yang menggunakan daya baterai lithium-ion berukuran kecil mampu menghasilkan panas dari jarak jauh, apalagi hingga 800 meter," tulis salah satu komentar dalam laman TechCrunch.

Kritik tersebut mengatakan, laser akan semakin menyebar saat jarak objek semakin jauh dan akan menjadi lebih lemah lagi.

"Semoga mereka segera menampilkan demonstrasi nyata dari senjata tersebut dan membuat saya malu," lanjut komentar.

Sebagai jawaban, perusahaan yang memproduksi senapan laser itu pun merilis sebuah bukti video seseorang tengah mencoba senapan AK-47 versi laser itu.

Dalam rekaman tampak perusahaan ZKZM Laser melakukan uji coba senjata di atap sebuah gedung di Xian, Provinsi Shaanxi yang dilakukan pada bulan Mei.

Baca juga: Ini Keunggulan Senjata Laser Star Wars ala China

Perusahaan produsen senjata, yang dimiliki Institut Optik dan Mekanik Presisi Xian, berada di bawah Akademi Sains China, mengklaim senjata tersebut dapat mencapai target hingga jarak 800 meter. Namun efektivitas jarak tetap dipengaruhi cuaca, seperti hujan dan kabut.

Senjata ZKZM-500 memiliki kaliber 15 milimeter dan berat sekitar tiga kilogram.

"Peralatan kami adalah senapan laser paling canggih di dunia," klaim perwakilan perusahaan, pada Rabu (4/7/2018).

"Tidak seperti senjata laser lainnya, tidak perlu memperhitungkan jarak atau mengatur fokus. Cukup bidik dan tembak," tambahnya.

Perwakilan perusahaan mengaku bahwa mereka kini tengah menjadi rekan perusahaan pemegang lisensi produksi senjata atau mitra dalam industri keamanan dan pertahanan untuk melakukan produksi massal.

Diperkirakan satu unit senapan ZKZM-500 membutuhkan biaya produksi hingga 100.000 yuan (sekitar Rp 216 juta).

Pihak perusahaan juga melakukan pengawasan ketat untuk desain dan produksi senjata ini mengingat besarnya potensi penyalahgunaan. Mereka juga hanya akan menjual senjata produksi mereka kepada militer dan kepolisian China.

Baca juga: Pilot AS Jadi Target Serangan Laser di Laut China Selatan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber SCMP


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com