Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petinggi OPEC Sebut Kicauan Trump Bikin Harga Minyak Naik

Kompas.com - 06/07/2018, 11:35 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

Sumber VOA News,CNBC

TEHERAN, KOMPAS.com - Gubernur Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) Iran, Hossein Kazempour Ardebili, menyatakan kicauan Presiden Amerika Serikat Donald Trump berdampak pada kenaikan harga minyak.

"Kicauan Anda telah meningkatkan harga setidaknya 10 dollar AS per barel. Silakan hentikan cara ini," katanya, seperti diwartakan VOA News yang dikutip dari kantor berita Shana, Kamis (5/7/2018).

Kazempour Ardebili menilai, Trump berusaha menambah ketegangan antara Iran dan Arab Saudi.

Seperti diketahui, rencana peningkatan output OPEC dibayangi oleh gangguan pasokan di Libya, Kanada dan Venezuela.

Baca juga: Trump Desak Saudi Naikkan Produksi Minyak hingga 2 Juta Barel Per Hari

Dalam pernyataannya di Twitter, Rabu (5/7/2018), Trump mendesak negara OPEC untuk berbuat lebih guna menurunkan harga minyak mentah.

"Monopoli OPEC harus ingat bahwa harga gas naik dan mereka tidak banyak membantu," kicaunya.

"Kurangi harga sekarang," tutup Trump di akhir kicauannya.

Pada akhir bulan lalu, Trump meminta pemerintah Arab Saudi untuk meningkatkan secara tajam produksi minyaknya hingga dua juta barel per hari.

Kenaikan produksi minyak diyakini dapat memerangi kenaikan biaya bahan bakar. Trump mengklaim, jika Raja Salman menyetujui permintaannya agar menaikkan jumlah produksi minyak.

Trump mengatakan, langkah tersebut diperlukan untuk mengatasi gejolak dan disfungsi di Iran dan Venezuela.

"Baru saja berbicara dengan Raja Salman dari Arab Saudi dan menjelaskan kepadanya mengenai kekacauan dan disfungsi di Iran dan Venezuela," kicaunya.

"Saya meminta Arab Saudi meningkatkan produksi minyak, mungkin sampai 2.000.000 barel, untuk membuat perbedaan," imbuh Trump.

Kantor berita Saudi mengonfirmasi, Trump dan Raja Salman telah berbicara melalui sambungan telepon. Keduanya dilaporkan membahas kebutuhan untuk menjaga stabilitas pasar minyak.

Namun, pernyataan dari kantor berita Saudi tidak menyebutkan bahwa pemerintah sepakat mengenai angka 2 juta barel per hari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber VOA News,CNBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com