Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biografi Tokoh Dunia: Sir Stamford Raffles, Penulis Sejarah Jawa

Kompas.com - 05/07/2018, 22:28 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

4. Menemukan Singapura
Pada 15 Oktober 1817, dia mendapat mandat sebagai Gubernur Jenderal di Bencoolen. Saat itu, dia kembali menikah dengan Sophia Hull.

Mereka tiba di Bencoolen pada 19 Maret 1818. Saat itu, Bencoolen merupakan koloni yang hasil ekspornya hanyalah lada.

Raffles yang melihat tempat itu acak adut, langsung melakukan reformasi seperti yang dia perbuat di Jawa, seperti menghapuskan perbudakan.

Di saat itu, dia menyadari perlunya keberadaan Inggris untuk menyaingi hegemoni Belanda, sekaligus terus memberi keuntungan bagi EIC.

Baca juga: Pesona Pulau Saparua dari Alam hingga Sejarah Kekuasaan Hindia Belanda

Dia kemudian menuju Kalkuta, India, di mana dia bertemu gubernur jenderal yang baru, Lord Hastings, untuk mengutarakan pendapatnya.

Pada 7 Desember 1818, dia berlayar ke Bencoolen dengan membawa pejabat berkualitas yang diberikan oleh Hastings.

Pejabat itu bakal diberi tugas mendirikan pos kuat dan stabil di kawasan timur Selat Malaka sehingga membuka jalur ke perairan China.

Pada pagi hari 29 Januari 1819, mereka mendarat di sebuah pulau jarang penduduk di ujung selatan Semenanjung Malaya.

Karena Kesultanan Johor tidak berkuasa di sana, dia kemudian membuat kontak dengan raja lokal di sana atau Temenggong.

Kontak berjalan lancar. Raffles yang sudah paham geopolitik Malaya berhasil mendapat hak dagang eksklusif. Sebagai gantinya, Inggris bakal memberi perlindungan.

Khawatir jika dianggap bakal memprovokasi Belanda, maka dia mendirikan Singapura setelah terlebih dahulu melewati perjanjian.

Baca juga: Inilah Asal Usul Makam Orang-orang Penting Hindia Belanda di Bogor

Sempat kembali ke Bencoolen untuk memerintah selama tiga tahun, Raffles kembali ke Singapura pada Oktober 1822.

Dia lalu mengorganisasi ulang beberapa cabang administrasi yang ada di Singapura. Dia kemudian membuat regulasi pada Januari 1823.

"Pelabuhan Singapura adalah pelabuhan bebas yang menerima segala perdagangan dan kapal dari seluruh negara di dunia. Semua diperlakukan setara," ujar Raffles dalam regulasinya.

Namun, segala usahanya untuk mengatur Singapura kandas setelah Inggris dan Belanda meneken Traktat Anglo-Dutch pada 1824.

Dengan perjanjian yang ditandatangani pada 17 Maret 1824, Amsterdam mengambil seluruh kendali atas Pelabuhan Singapura.

Dia kembali ke Inggris pada 22 Agustus 1824. Kekuasaannya di Singapura hanyalah delapan bulan. Namun, dia dianggap pencipta Singapura modern.

5. Kembali ke Inggris dan Meninggal
Raffles pulang ke Inggris dalam kondisi kesehatan yang menurun. Namun, dia kembali menemukan semangat karena kembali menekuni dua hal yang dia sukai; botani dan zoologi.

Pada 1825 dan April 1826, dia menjadi penemu serta didapuk sebagai Presiden Masyarakat Zoologi London dan Kebun Binatang London.

Dia meninggal pada 5 Juli 1826, sehari sebelum ulang tahunnya yang ke-45 di Highwood House di Mill Hill, kawasan utara London, karena menderita tumor otak.

Baca juga: Menara Air Peninggalan Hindia-Belanda Dibiarkan Terbengkalai

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com