Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gara-gara Pulau Kosong Ini, Spanyol dan Maroko Nyaris Berperang

Kompas.com - 05/07/2018, 12:24 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

KOMPAS.com - Pulau Perejil, sebenarnya hanya sebuah pulau karang kecil seluah 15 hektare yang berjarak beberapa ratus meter dari pesisir Maroko.

Namun, akibat pulau kecil tak berpenghuni itu, Spanyol dan Maroko sempat nyaris terlibat perang terbuka pada 2002.

Secara geografis, pulau ini berjarak hanya 250 meter dari pantai Maroko dan 8 kilometer dari Ceuta, daerah kantong Spanyol di Afrika Utara serta hanya 13,5 meter dari pesisir Spanyol.

Pulau ini meski berada di depan mata Maroko tetapi merupakan milik Spanyol. Sejarahnya membentang sejak 1415 ketika Portugal merebut Ceuta dan beberapa pulau kecil di perairan Maroko.

Baca juga: Setiap 6 Bulan, Perancis dan Spanyol Bergantian Kuasai Pulau Ini

Pada 1580, saat Raja Philip I dari Portugal, yang juga menjadi raja di Spanyol, berkuasa, dia membentuk Serikat Iberia tanpa mempersatukan kedua negara.

Saat federasi itu berpisah pada 1640, Ceuta dan pulau-pulau di sekitarnya termasuk Perejil tetap berada di bawah kekuasaan Spanyol.

Keberadaan wilayah negara asing di depan mata itu tentu tak mengenakkan bagi pemerintah Maroko, akhirnya insiden pun pecah pada 11 Juli 2002.

Saat itu militer Maroko mendaratkan 12 personelnya yang dilengkapi persenjataan ringan, radio, dan sejumlah tenda ke pulau tersebut.

Setibanya di pulau itu, para prajurit Maroko tersebut langsung mengibarkan bendera nasionalnya sebagai klaim bahwa Pulau Perejil telah menjadi wilayah kerajaan Maroko.

Namun, sebuah kapal patroli Garda Sipil Spanyol yang berbasis di Ceuta saat itu sedang berada di sekitar Pulau Perejil sebagai bagian dari patroli rutin.

Saat kru kapal patroli itu menyaksikan bendera Maroko berkibar di Pulau Perejil, perwira yang bertugas memutuskan untuk mendekat dan menyelediki apa yang sedang terjadi.

Baca juga: Berebut Pulau, Kanada dan Denmark Terlibat Perang Paling Sopan

Saat mereka mendarat di pulau itu, mereka langsung disambut pasukan Maroko dengan senapan siap tembak.

Alhasil setelah melalui perdebatan sengit para prajurit Spanyol dipaksa kembali ke kapal mereka.

Peta lokasi Pulau Perejil.Wikipedia Peta lokasi Pulau Perejil.
Pemerintah Maroko mengklaim, keputusan untuk menduduki Pulau Perejil dilakukan untuk mengawasi imigran ilegal, pengedar narkoba, dan penyelundup yang biasa menggunakan pulau itu sebagai basis operasinya.

Namun, keputusan itu mengundang protes pemerintah Spanyol dan mendesak Maroko mengembalikan status pulau itu seperti sedia kala.

Akibat desakan itu, 12 tentara Maroko yang ditugaskan "merebut" Pulau Perejil ditarik mundur dan digantikan enam personel marinir yang mendirikan basis permanen di pulau itu.

Langkah Maroko ini menyulut protes lebih lanjut dari pemerintah Madrid.

Baca juga: Atasi Sengketa Wilayah, Indonesia-Timor Leste Bentuk Tim Khusus

Maroko juga mengerahkan sebuah kapal patroli di kawasan itu dan terlihat melakukan manuver di dekat Kepulauan Chafarinas, yang juga merupakan wilayah Spanyol.

Sebagai balasan, Madrid mengirim sebuah fregat, tiga korvet, dan sebuah kapal selam ke Ceuta dan Mellila, dua daerah kantong Spanyol di Maroko.

Spanyol juga mengerahkan tiga kapal patroli yang ditempatkan hanya sekitar satu mil laut dari Pulau Perejil.

Tambahan pasukan juga dikirimkan ke pangkalan-pangkalan militer Spanyol yang paling dekat dengan kawasan tersebut.

Tak hanya itu, PM Spanyol Jose Maria Aznar memperingatkan pemerintah Maroko bahwa pemerintahannya tak menerima langkah yang diambil kerajaan itu.

Pada 18 Juli 2002, Spanyol akhirnya memutuskan menggelar operasi militer dengan kata sandi Romeo-Sierra yang tujuannya untuk menyingkirkan pasukan Maroko yang berada di pulau itu.

Operasi itu diserahkan kepada satuan khusus Grupo de Operaciones Especiales atau pasukan khusus AD Spanyol.

Dengan menggunakan empat helikopter Eurocopter Cougar yang terbang dari pangkalan AU Cadiz, 28 prajurit pasukan komando Spanyol mendarat di Pulau Perejil.

Keseluruhan operasi itu digelar di bawah kordinasi AL Spanyol yang dipusatkan di kapal amfibi Castilla yang berada di Selat Gibraltar.

Sementara itu AU Spanyol mengerahkan jet tempur F-18 dan Mirage F-1 untuk memberi perlindungan udara bagi prajuritnya di darat.

Sedangkan kapal patroli Izaro dan Laya dikerahkan dan berada tak jauh dari kapal meriam AL Maroko El Lahiq yang bertugas mencegah intervensi pasukan Spanyol.

Sementara di Pulau Perejil, operasi militer berjalan cepat. Hanya dalam hitungan menit keenam anggota marinir Maroko menyerah dan ditawan.

Setelah pasukan darat Spanyol mengamankan pulau itu, keenam personel militer Maroko itu diangkut dengan menggunakan helikopter ke Ceuta.

Dari Ceuta kemudian mereka diantar dengan menggunakan mobil ke perbatasan Maroko untuk dipulangkan.

Di hari yang sama pasukan khusus Spanyol ditarik dan digantikan para para prajurit reguler dari Legiun Spanyol.

Sementara itu di ranah politik, Amerika Serikat turun tangan sebagai mediator untuk menyelesaikan masalah ini dan pulau itu kembali ke kondisi awalnya status quo ante bellum.

 

Baca juga: China Mesti Bantu Filipina walau Ada Sengketa Wilayah

Status quo ante bellum ini bisa diartikan sebagai kondisi awal sebelum pecahnya perang. Status ini biasa digunakan untuk mengakhiri sebuah konflik dan sebagai alasan untuk menarik mundur pasukan di garis depan.

Dengan dicapainya status ini, maka seluruh prajurit Spanyol di pulau itu ditarik mundur, pulau itu tetap tak berpenghuni, dan tetap diperebutkan kedua negara hingga saat ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com