Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Karim Raslan
Pengamat ASEAN

Karim Raslan adalah kolumnis dan pengamat ASEAN. Dia telah menulis berbagai topik sejak 20 tahun silam. Kolomnya  CERITALAH, sudah dibukukan dalam "Ceritalah Malaysia" dan "Ceritalah Indonesia". Kini, kolom barunya CERITALAH ASEAN, akan terbit di Kompas.com setiap Kamis. Sebuah seri perjalanannya di Asia Tenggara mengeksplorasi topik yang lebih dari tema politik, mulai film, hiburan, gayahidup melalui esai khas Ceritalah. Ikuti Twitter dan Instagramnya di @fromKMR

Syed Saddiq, Kunci Mahathir untuk Mendekati Generasi Muda

Kompas.com - 04/07/2018, 10:07 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

 

MALAYSIA merupakan negaranya anak muda. Berdasarkan data Departemen Statistik Malaysia, usia rata-rata masyarakat Malaysia adalah 28 tahun.

Padahal, Tun Dr Mahathir terpilih kembali sebagai Perdana Menteri di usianya ke 92 tahun (akan berusia 93 pada 10 Juli) atau tiga kali lebih tua dari usia rata-rata masyarakat Malaysia.

Mengingat adanya perbedaan yang sangat jauh, lalu bagaimana sosok “dokter baik” ini bisa tetap relevan dan mengesankan bagi para anak muda di Malaysia? Bagaimana dia bisa berhasil ketika para politisi muda baik yang berada di koalisi Pakatan Harapan (PH) dan rekan terdahulunya di Barisan Nasional (BN) gagal?

Dengan menyimak kilas balik di masa lalu, momen indah sekarang mungkin ada hubungannya dengan itu.

Masyarakat Malaysia yang berusia tiga puluhan pastinya masih ingat--dengan sudut pandang yang beragam tentang akhir kepemimpinan Mahatir yang pertama (1982-2003) dan juga pencapaian yang berhasil dilakukannya.

Sebagai perintis proyek-proyek infrastruktur seperti Jembatan Penang, jalan bebas hambatan Utara-Selatan, dan Bandara Internasional Kuala Lumpur, serta cepatnya pertumbuhan industrialisasi negara, hal-hal tersebut akan selamanya dikaitkan dengan Mahathir.

Pada saat yang sama, sebuah nostalgia tumbuh untuk adanya kepastian pada era transformasi di pemerintahan, ditambah dengan adanya sebuah amnesia terhadap kegagalan institusi yang sistematis pada waktu itu dimana hal tersebut menguntungkan Mahathir.

Di Indonesia, terdapat sebuah tren yang juga mirip dengan ini yaitu “SARS” (“Sindrom Amat Rindu Suharto” atau “Sindrom Saya Kangen Suharto”).

Terlebih lagi, Dr Mahathir tidak merasa malu untuk merayu dan berhubungan dengan para politisi muda secara terbuka.

Syed Saddiq Syed Abdul Rahman, pemuda berusia dua puluh lima tahun dengan postur tinggi, tampan, dan pandai berbicara menjadi kunci ?strategi anak muda? bagi Dr. Mahathir.
Joe Kit Yong/Ceritalah Syed Saddiq Syed Abdul Rahman, pemuda berusia dua puluh lima tahun dengan postur tinggi, tampan, dan pandai berbicara menjadi kunci ?strategi anak muda? bagi Dr. Mahathir.
Ini dalam banyak hal juga menggemakan sebuah cara yang pernah dirinya rasakan ketika dia dipersiapkan sebagai pemuda UMNO oleh oleh Tun Abdul Razak, Perdana Menteri kedua yang dihormati di Malaysia.

Syed Saddiq Abdul Rahman, pemuda berusia dua puluh lima tahun dengan postur tubuhnya yang tinggi, tampan, dan pandai berbicara menjadi sebuah kunci “strategi anak muda” bagi Dr Mahathir.

Dalam beberapa tahun terakhir, sosok berbakat yang lahir di Johor ini telah menjadi orang kepercayaan terdekat para koleganya yang lebih tua.

Terlahir dalam keluarga kelas menengah, Saddiq pertama kali muncul di publik sebagai seorang pemenang debat.

Saddiq kemudian berpolarisasi menjadi sosok yang suka berpolitik dengan menolak UMNO dan mendekat ke kelompok pembangkang UMNO, yakni BERSATU, yang merupakan bagian dari PH.

Dalam prosesnya, ia juga sempat menolak kesempatan beasiswa untuk mengambil gelar Master di Universtitas Oxford hanya agar dapat mengikuti kontes pemilihan di kursi parlemen Muar, Johor.

Di wilayah yang dianggap sebagai kekuatan UMNO tersebut, Saddiq berhasil memenangkan pemilihan dengan meraih 6.953 suara mayoritas

Namun, peran Saddiq jauh lebih besar daripada itu. Saddiq membantu para negarawan yang lanjut usia lebih dekat dengan masyarakat. Kebanyakan politisi menghadapi tantangan serupa, dimana mereka dikelilingi dan berbaur dengan wajah muda, yang umumnya tidak mereka kenal.

 

Melalui tandem Mahathir-Syed Saddiq, Mahatir ingin memperlihatkan suatu hubungan khusus—jika tidak bisa disebut ketergantungan—Sesuatu yang dapat segera mengangkat para generasi milenial yang memiliki ide-ide yang autentik dan kredibel.

Ketua Pemuda partai BERSATU, Saddiq hampir selalu terlihat di samping atau tepat di belakang Dr. Mahathir, baik dalam konferensi pers ataupun di media sosial.

Bisa dikatakan, Saddiq merupakan sosok yang lebih dari sekadar wajah menawannya seperti yang dikatakan para pengkritiknya.

Dr Mahathir MohamadJoe Kit Yong/Ceritalah Dr Mahathir Mohamad
Dengan lebih dari 987.000 pengikut di Instagram (dan akan terus bertambah), ia juga melakukan sesi pertanyaan untuk pemimpin oposisi di Facebook Live, dimana hal tersebut semakin menampilkan kontribusi anak muda Malaysia dari semua lapisan masyarakat.

Saddiq juga sempat mengungkapkan sulitnya kondisi kerja dari 400.000 orang Johor yang setiap hari seperti pengalaman ayahnya bekerja di Singapura untuk mencari nafkah.

Dalam video yang menggetarkah hati, ditonton oleh 841.000 viewer di halaman Facebooknya, Saddiq bercerita tentang pengorbanan yang dilakukan ayahnya untuk menghidupi keluarga, dimana ayahnya harus bekerja selama 17 jam per hari.

Hubungan antara Mahathir dan Saddiq terlihat jelas dalam video YouTube berdurasi 29 menit yang beredar di awal tahun. Keduanya membahas bagaimana pemuda Malaysia bisa memperoleh manfaat dari belajar Bahasa Inggris.

Pada satu segmen, Saddiq membuat lelucon dengan memanggil Dr Mahathir sebagai “cikgu Mahathir” (yang berarti “guru Mahathir”), sesuatu hal yang hanya berani dilakukan oleh beberapa orang.

Saddiq merupakan sosok yang kini sedang naik daun. Mendapatkan jabatan di jajaran Kabinet dan menjadikannya sebagai salah satu Menteri termuda Malaysia.

Meski demikian, masih terlalu dini untuk menobatkan Saddiq sebagai salah satu orang yang berpotensi menjadi “pewaris” atau “penerus” Mahathir. Siapa pun yang mengetahui sejarah politik Malaysia pasti juga mengetahui apa dampak yang akan terjadi dari “penobatan” tersebut.

 

Syed Saddiq membantu Mahathir Mohamad agar terlihat lebih dekat dengan anak muda.Joe Kit Yong/ Ceritalah Syed Saddiq membantu Mahathir Mohamad agar terlihat lebih dekat dengan anak muda.
Dapatkah dia bertahan dengan realitas pemerintahan? Akankah pesonanya cukup besar? Mengingat adanya kerumitan di kehidupan publik dan cepatnya pemberitaan di media sosial, apakah momen seperti ini dapat dia pertahankan?

Saddiq juga perlu membuktikan diri bahwa ia memiliki kedewasaan dan kematangan politik agar bisa berhasil di pemerintahan Mahathir.

Terlepas dari rasa hormat pemuda Malaysia terhadap Mahathir, terdapat perbedaan nyata antara Mahathir dengan para pemuda Malaysia, yang itu tidak hanya masalah klasik seperti kebebasan sipil atau adat istiadat, tetapi juga terhadap persoalan yang lebih substantif seperti perekonomian Malaysia.

Selama kampanye, komentar-komentar kontroversial Mahathir terkait para sarjana muda yang ingin menjadi pengemudi Uber atau penjual nasi lemak—berdampak pada hilangnya keseluruhan “gig economy”—yang kemudian menimbukan penolakan nyata di beberapa sektor.

Saddiq kemudian akan ditantang untuk menjembatani kesenjangan generasi tersebut ketika mereka mulai muncul ke permukaan.

Namun: mampukah ia? Akankah ia? Apapun masalahnya, ambillah sesuatu dari seseorang yang telah melihat datang dan perginya tiap generasi politisi di seluruh Asia Tenggara. Mari kita lihat bersama jalan pemuda ini.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com