Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Industri Minuman Eropa Kekurangan Karbon Dioksida untuk Bir

Kompas.com - 01/07/2018, 14:07 WIB
Veronika Yasinta

Editor

BERLIN, KOMPAS.com - Di tengah hangatnya isu perubahan iklim, industri di Eropa mengalami kelangkaan CO2 atau karbon dioksida untuk minuman. Banyak restoran dan pub kewalahan sehingga ada yang terpaksa tutup.

Selama turnamen Piala Dunia, gelombang panas di Eropa memicu konsumsi minuman ringan dan bir yang tinggi. Alhasil, membuat pemasok CO2 untuk industri keteteran.

Beberapa pabrik kimia besar yang memproduksi CO2 sebagai produk sampingan telah ditutup. Hal itu menyebabkan produsen minuman sekarang kewalahan memenuhi pesanan ke pub dan restoran.

Situasi di Inggris yang terparah, karena pabrik gas mengalami masalah teknis dan mengurangi produksi.

Baca juga: Mahathir Ajak Indonesia Lawan Kampanye Negatif Eropa Terkait CPO

Kelangkaan gas karbon dioksida di pasaran menyebabkan salah satu pemasok makanan dan minuman besar di Inggris, Booker, terpaksa melakukan aturan kuota dalam penjualan dan suplai.

Di sisi lain, perusahaan besar berusaha memenuhi kekurangan gasnya dengan membeli ke Eropa timur, sedangkan perusahaan kecil terpaksa harus menghentikan operasional.

Pabrik bir Holden's Quality Bottling, yang biasanya memproduksi sekitar 80.000 botol bir sehari, menghentikan produksi setelah gagal mendapat suplai gas.

"Perusahaan ditutup sampai kami menerima gas lagi dari pemasok," kata direktur perusahaan tersebut, Mark Hammond.

"Aliran pendapatan kami seperti mendadak dimatikan," imbuhnya.

Sementara, produsen gas terbesar Air Liquide dari Perancis dan Linde dari Jerman mengatakan kepada kantor berita Associated Press, pihaknya sudah berusaha memenuhi permintaan pelanggan.

Asosiasi Produsen Bir Jerman menyatakan, anggotanya kebanyakan belum terpengaruh dengan kelangkaan itu, tetapi membenarkan pengadaan CO2 sekarang menjadi lebih mahal.

"Banyak pabrik memang sudah memproduksi karbon dioksida untuk kebutuhannya. Jadi kelangkaan di pasar belum punya konsekuensi untuk industri bir," kata juru bicaranya Marc-Oliver Huhnholz kepada DW.

Baca juga: Jika Perang dengan Rusia di Eropa, AS Bisa Kalah karena Hal Ini

Rumah pemotongan hewan juga menggunakan karbon dioksida untuk membius hewan sebelum disembelih. Sekarang, mereka berusaha menyimpan pasokan daging lebih lama dalam kemasan.

Ketua Asosiasi Pengolah Daging Inggris Nick Allen mengatakan, kelangkaan gas karbon dioksida mungkin akan mempengaruhi harga daging.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com