Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trump Desak Saudi Naikkan Produksi Minyak hingga 2 Juta Barel Per Hari

Kompas.com - 01/07/2018, 09:20 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

Sumber BBC,CBC News

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat Donald Trump mendesak pemerintah Arab Saudi untuk meningkatkan secara tajam produksi minyaknya hingga dua juta barel per hari.

Dilansir BBC, Sabtu (30/6/2018), kenaikan produksi minyak diyakini dapat memerangi kenaikan biaya bahan bakar.

Melalui kicauannya di Twitter, Trump menjelaskan jika Raja Salman menyetujui permintaannya agar menaikkan jumlah produksi minyak.

Baca juga: Ternyata Ada Lahan Pertanian yang Menghijau di Arab Saudi

Trump mengatakan, langkah tersebut diperlukan untuk mengatasi gejolak dan disfungsi di Iran dan Venezuela.

"Baru saja berbicara dengan Raja Salman dari Arab Saudi dan menjelaskan kepadanya mengenai kekacauan dan disfungsi di Iran dan Venezuela," kicaunya.

"Saya meminta Arab Saudi meningkatkan produksi minyak, mungkin sampai 2.000.000 barel, untuk membuat perbedaan... Harga tinggi! Dia setuju!," imbuh Trump.

Sementara, organisasi negara pengekspor minyak bumi atau OPEC sepakat untuk meningkatkan output seperti yang dilakukan Rusia, namun ternyata gagal meyakinkan pasar.

Kantor berita Saudi mengonfirmasi, Trump dan Raja Salman telah berbicara melalui sambungan telepon. Keduanya dilaporkan membahas kebutuhan untuk menjaga stabilitas pasar minyak.

Namun, pernyataan dari kantor berita Saudi tidak menyebutkan bahwa pemerintah sepakat mengenai angka 2 juta barel per hari.

Saudi merupakan negara pengekspor minyak terbesar dunia dan menghasilkan sekitar 10 juta barel per hari pada Mei lalu.

Negara itu memiliki 1,5 juta hingga 2 juta barel per hari untuk kapasitas cadangan.

"Arab Saudi tidak benar-benar ingin melampaui 11 juta barel per hari dan tidak berniat memperluas kapasitas produksinya saat ini," kata seorang pejabat Saudi kepada The Wall Street Journal.

Baca juga: Trump Tak Sadar Jadi Korban Telepon Iseng saat Berada di Air Force One

Harga minyak naik pada pekan lalu, sebagian disebabkan oleh rencana AS untuk menerapkan kembali sanksi terhadap Iran, salah satu produsen minyak utama dunia.

CBC News melaporkan, meningkatnya harga minyak juga karena pemerintahan Trump mendorong sekutu untuk mengakhiri pembelian minyak dari Iran, setelah AS menarik diri dari kesepakatan nuklir antara Iran dan negara kekuatan dunia lainnya.

Selain itu, kenaikan harga minyak dipicu oleh kekacauan yang sedang berlangsung di Venezuela dan pertempuran di Libya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber BBC,CBC News
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com