Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berita Hoaks Picu Pembunuhan, Pemerintah Tripura Putus Akses Internet

Kompas.com - 29/06/2018, 16:40 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

Sumber AFP

NEW DELHI, KOMPAS.com - Pemerintah negara bagian Tripura, wilayah timur laut India memutus akses internet setelah berita hoaks menyebar yang mengakibatkan pembunuhan tiga orang.

Pembunuhan tiga orang di Tripura ini adalah rangkaian kasus serupa yang dipicu kabar bohong soal kelompok penculik anak.

Kabar ini menyebar cepat lewat layanan pesan WhatsApp dalam beberapa bulan terakhir.

Para korban berjatuhan dan biasanya mereka bukan warga setempat sehingga kemunculannya memicu kecurigaan warga lokal.

Baca juga: Foto Bangkai Kapal Sinar Bangun Hoaks, Ini Penjelasannya...

Selain soal penculikan anak, sejumlah orang tewas dikeroyok karena diduga akan mencuri ternak.

"Pemerintah memutuskan untuk menghentikan akses internet dan layanan pesan singkat selama 48 jam untuk menghentikan penyebaran hoaks," kata Smriti Ranjan Das, juru bicara kepolisian negara bagian Tripura, Jumat (29/6/2018).

Ketiga korban terakhir tewas dalam insiden terpisah sepanjang Kamis (28/6/2018).

Warga kota Sabroom, 130 kilometer dari ibu kota negara bagian Agartala, menyerang Sukanta Chakraborty dengan menggunakan kayu dan batu.

Padahal saat diserang Sukanta sedang memperingatkan warga dengan menggunakan pengeras suara terkait bahaya terlalu mempercayai berita palsu.

Kepolisian Tripura mengatakan, hingga saat ini belum diketahui pasti hal yang memicu pengeroyokan terhadap Sukanta.

Menurut Das, pria itu tewas di lokasi kejadian dan pengemudinya mengalami luka akibat pengeroyokan yang terjadi hampir satu jam itu.

"Serangan itu begitu brutal dan tiba-tiba sehhingga mereka tak memiliki waktu untuk kabur. Tim kami yang tiba di lokasi hanya bisa menyelamatkan si pengemudi," kata Das.

Sebelumnya, di distrik Tripura Barat, sekitar 1.000 orang warga menyerang empat orang pedagang asal negara bagian Uttar Pradesh.

Akibatnya seorang meninggal dunia dan tiga lainnya dalam kondisi kritis.

Keempat orang itu sempat meminta perlindungan ke sebuah kamp paramiliter setelah mobil mereka dikejar ratusan orang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com