Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Putri Alice, Sembunyikan Keluarga Yahudi dari Kekejaman Nazi

Kompas.com - 29/06/2018, 15:31 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

LONDON, KOMPAS.com - Pangeran William meletakkan bunga di atas sebuah makam anggota keluarga kerajaan Inggris di Yerusalem Timur dalam kunjungannya di Timur Tengah pada pekan ini.

Makam tersebut merupakan tempat peristirahatan terakhir nenek buyutnya, Putri Alice.

Putri Alice adalah ibu dari Pangeran Philip, suami Ratu Elizabeth II. Dia begitu dihormati oleh negara Israel atas jasanya menampung keluarga Yahudi di Athena pada masa Perang Dunia II.

Putri Alice membantu keluarga Rachel Cohen. Saat itu, Nazi menduduki Athena pada September 1943, menyusul menyerahnya Italia terhadap Sekutu.

Baca juga: Pangeran William Ziarah ke Makam Nenek Buyutnya di Yerusalem

Rachel, seorang janda, dan lima anaknya frustasi mencari tempat pengungsian. Namun, Putri Alice mau menolong keluarga tersebut.

Lahir tunarungu

Putri Alice lahir di Windsor pada 1885, dan menikah dengan Pangeran Yunani bernama Andrew. Dengan begitu, dia menjadi Putri Andrew dari Yunani.

Cicit Ratu Victoria ini terlahir dalam kondisi tunarungu. Dia dibuang ke pengasingan, ketika keluarga kerajaan Yunani digulingkan.

Meski memiliki kekurangan, Putri Alice belajar bahasa isyarat dan kemudian dapat lancar berbahasa Inggris, Jerman, dan Yunani.

Pada Perang Dunia I, dia ikut dalam pelayanan menjadi perawat militer dan dianugerahi penghargaan Palang Merah yang diserahkan oleh Raja George V atas kinerjanya.

Dia memiliki lima anak, dan yang termuda adalah Pangeran Philip, yang lahir pada 1921.

Pada usia 45 tahun, dia dirawat di fasilitas medis jangka panjang di Swiss karena menderita skizofrenia.

Baca juga: Pakai Quote Jenderal Nazi Jerman, Universitas di Inggris Minta Maaf

Putri Alice dan Pangeran Andrew memang tidak bercerai, namun dia meningggalkan istrinya. Selama Putri Alice tidak pernah muncul ke publik, Philip hidup sebatang kara dan tidak memiliki rumah.

"Philip menghabiskan waktu liburan sekolah asrama dengan saudaranya, termasuk pamannya Lord Louis Mountabatten," tulis Daily Mail.

Putri Alice hidup sendirian ketika dia terjebak di Yunani yang diduduki oleh Nazi pada 1941.

Pangeran William mengunjungi makam nenek buyutnya, Putri Alice, di Gereja St Marry Magdelen, di Yerusalem Timur, Kamis (28/6/2018). (AFP/POOL/Sebastian Scheiner) Pangeran William mengunjungi makam nenek buyutnya, Putri Alice, di Gereja St Marry Magdelen, di Yerusalem Timur, Kamis (28/6/2018). (AFP/POOL/Sebastian Scheiner)
Saudaranya, Lord Maountabatten mengiriminya makanan agar dia dapat hidup.

Putri Alice membagikan makanan itu kepada mereka yang lebih membutuhkan.

Dari momen itulah, dia berani menyembunyikan keluarga Yahudi di rumahnya.

Tinggal di Inggris

Setelah Raja Konstantinus II dari Yunani digulingkan dan milter berkuasa pada 1967, Pangeran Philip membawa ibunya ke Istana Buckingham. Dia wafat dua tahun kemudian.

Baca juga: 8 Aturan Ketat bagi Anak-anak di Keluarga Kerajaan Inggris

Jasadnya tetap dimakamkan di Istana Windsor, sampai akhirnya sang putra mewujudkan impiannya untuk dikebumikan di Yerusalem.

Atas aksi beraninya menolong keluarga Yahudi, Putri Alice mendapat julukan "Pahlawan Holocaust" oleh pemerintah Inggris.

"Philip tersayang, jadilah berani, dan ingat, ibu tidak akan pernah meninggalkanmu, dan kau akan selalu menemukan ibu ketika kau membutuhkan ibu," begitu tulisan terakhir Putri Alice sebelum meninggalkan sang putra untuk selamanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com