HYDERABAD, KOMPAS.com - Seorang petani yang berasal dari daerah dekat Hyderabad, India, begitu memuja Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Tidak sekadar memuja dalam arti mengagumi. Pria bernama Bussa Krishna tersebut menjadikan presiden berusia 72 tahun itu sebagai dewa.
Dilansir Newsweek Rabu (27/6/2018), Krishna yang tinggal di desa Konne itu mulai mengagumi Trump sejak pemilihan presiden 2016.
Baca juga: Mengaku Titisan Dewa Wisnu, Pria Ini Bolos dari Pekerjaannya
Petani 31 tahun itu lalu membangun tempat pemujaan bagi presiden dari Partai Republik itu, dan mulai berdoa kepadanya setiap hari.
Selain berdoa beberapa kali, Krishna juga memberikan persembahan mulai dari bunga, hingga berdoa sambil menyalakan lilin di depan foto Trump.
Krishna juga membawa foto suami Melania Trump tersebut setiap kali dia hendak berbelanja, bekerja, atau melakukan kegiatan yang lain.
Kepada Australia's 9 News, Krishna mengaku dia sering mendapat cemoohan dari orang-orang karena memuji sosok yang kerap berkata kontroversial tersebut.
Bahkan, baik keluarga maupun tetangganya menyuruhnya untuk menemui psikolog karena mengira dia sudah kehilangan kewarasan.
Namun, Krishna tetap teguh dengan pendiriannya. "Trump adalah dewa saya, dan saya tidak terganggu dengan kritikan mereka," tegasnya.
"Saya memberikan segala doa, pujian, dan persembahan kepada Trump sama seperti yang kami lakukan kepada dewa lainnya," tambahnya.
Pemujaan tersebut membuat keluarganya jengah. Orangruanya dilaporkan muak kepadanya, dan memilih meninggalkan rumah mereka.
Salah satu tetangganya, Sathayalkshimi, mengatakan Krishna telah melakukan "ritual" tersebut sepanjang tiga tahun terakhir.
"Dia selalu berkata betapa dia mengagumi Trump, dan terus berkata Presiden AS itu adalah dewanya, dan bakal terus memujanya," tutur Sathayalkshimi.
Hindustan Times memberitakan, praktik menjadikan politisi maupun figur publik menjadi dewa bukanlah hal baru di India.
Sebuah kuil bagi Perdana Menteri Narendra Modi dilaporkan didirikan oleh para pendukungnya di Gujarat meski yang bersangkutan meminta tempat itu dihancurkan.
Baca juga: Atasi Krisis Uang Tunai, Pedagang di India Berdoa kepada Dewa ATM
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.