Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aljazair Biarkan 13.000 Pengungsi Tersesat di Gurun Sahara

Kompas.com - 25/06/2018, 20:36 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Al Jazeera

ALJIER, KOMPAS.com - Pemerintah Aljazair dilaporkan memaksa 13.000 masuk ke Gurun Sahara, dan membiarkan mereka tersesat di sana dalam 14 tahun terakhir.

Diwartakan AP via Al Jazeera Senin (25/6/2018), kebanyakan dari para pengungsi yang masuk ke Sahara merupakan perempuan hamil dan anak-anak.

Mereka dilaporkan diusir dalam keadaan tanpa makanan dan minuman. Bahkan ada pasukan Aljazair yang menodong para pengungsi itu dengan senjata.

Baca juga: Salju Tebal Selimuti Gurun Sahara untuk Kedua Kalinya dalam 40 Tahun

AP memberitakan, pengungsi yang cukup beruntung melewati padang pasir tersebut bisa mencapai desa perbatasan Assamaka di Niger.

Sementara yang lainnya mengembara hingga ditemukan oleh pasukan penyelamat PBB. Para pengungsi yang selamat menjelaskan, banyak di antara mereka yang tewas.

Salah satu migran yang selamat untuk menceritakan kisahnya adalah Janet Kamara dari Liberia. Dia tersesat di Sahara selama dua hari sebelum diselamatkan.

"Semua orang sekarat dan menghilang karena mereka tidak tahu jalan. Saya kehilangan anak-anak saya," kata Kamara dengan pilu.

Pengungsi lain, Aliou Kande mengungkapkan, aparat Aljazair mengangkut mereka dalam sebuah truk hingga ke tempat bernama Zero Point.

Di sana, mereka diturunkan dan setelah ditunjukkan agar ke Niger, para migran tersebut dipsksa mengarungi gurun di bawah todongan senjata.

Kande yang berasal dari Senegal berkata, ada pengungsi yang sudah tidak kuat berjalan sehingga mereka memilih duduk di bawah terik matahari.

"Mereka sudah sangat menderita," ujarnya. Kelompoknya yang berisi sekitar 1.000 orang berjalan dari pukul 08.00 hingga 19.00 waktu setempat.

"Mereka sengaja membuang kami di padang pasir. Tanpa telepon, makanan, maupun uang," tutur remaja berusia 18 tahun itu.

Adapun migran yang bernama Ju Dennis mengaku telah merekam aksi aparat Aljazair itu melalui telepon yang dia sembunyikan di pakaiannya.

AP melaporkan dalam video itu, orang berusaha menghindari panas yang menyengat maupun pasukan Aljazair yang menodong mereka.

"Deportasi yang dilakukan Aljazair tanpa ampun. Kami sudah melihat perbuatan mereka dan ingin menunjukkannya. Kami punya bukti," kata Dennis.

Al Jazeera memberitakan, tidak ada tanggapan dari Aljier atas pemberitaan itu. Namun, sebelumnya mereka selalu bersikeras tidak melakukan pelanggaran kemanusiaan.

Aljazair selalu menuduh pemberitaan tersebut sebagai kampanye jahat yang digunakan oleh negara tetangga untuk menjatuhkan mereka.

Baca juga: Serangan ISIS di Kawasan Gurun Suriah Tewaskan 26 Pasukan Pemerintah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Al Jazeera
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com