"Skalanya masih amat kecil," kata Yang Wneqing, guru besar di Fakultas Aeronautika Universitas Politeknik Xian.
"Kami yakin teknologi ini memiliki potensi besar di masa depan. Robot ini memiliki keuntungan unik untuk memenuhi kebutuhan militer dan sipil," tambah Wenqing.
Profesor Li Yachao, peneliti radar militer di Laboratorium Teknologi Pertahanan Nasional di Xian, menyebut bentuk unik drone ini membuatnya sulit dideteksi radar.
China bukanlah negara pertama yang mengembangkan drone mirip burung.
Baca juga: Rusia Bangun Drone Kapal Selam yang Bisa Angkut Senjata Nuklir
Pada 2011, perusahaan asal Jerman, Festo, mengembangkan SmartBird, drone yang terinspirasi burung camar.
SmartBird sejauh ini belum dikomersialkan seperti halnya burung bionik buatan Perancis.
Berbeda dengan robot burung buatan China, drone buatan Jerman dan Perancis ini tidak terindikasi akan digunakan untuk keperluan militer.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan