Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China Kembangkan Robot Burung untuk Keperluan Mata-mata

Kompas.com - 25/06/2018, 19:32 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

BEIJING, KOMPAS.com - China telah meluncurkan sebuah drone mata-mata berteknologi tinggi yang terlihat dan bergerak amat mirip dengan seekor burung.

Proyek robot burung mata-mata ini diberi nama sandi "Dove" atau merpati. Dan kabarnya, burung robot ini sudah digunakan lebih dari 30 institusi pemerintah dan militer China di setidaknya lima provinsi di negeri Tirai Bambu.

Salah satu wilayah yang dipantau robot Dove ini adalah wilayah otonomi Xinjiang di wilayah barat China, yang mayoritas penduduknya adalah etnis Muslim Uyghur.

Baca juga: Terjebak di Rawa-rawa Hampir 24 Jam, Pria Ini Selamat Berkat Drone

Sudah sejak lama kawasan ini menjadi "duri dalam daging" bagi pemerintahan Beijing karena gerakan separatismenya.

Drone berbentuk burung ini berbobot tak lebih berat dari burung sesungguhnya dan dilengkapi kamera berdefinisi tinggi dan antena GPS.

Robot ini bergerak dengan mengepakkan sayapnya dengan presisi yang nyaris sama dengan burung sungguhan.

Robot ini bahkan bisa terbang bersama dengan kelompok burung seingga keberadaannya amat tersamar. Demikian dikabarkan harian South China Morning Post.

Namun, kelemahannyadrone ini tak bisa beroperasi di wilayah yang luas. Robot ini juga hanya bisa beroperasi selama 30 menit dengan kecepatan terbang 40 kilometer per jam.

Drone burung ini dikembangkan tim ilmuwan dari Universitas Politeknik Xian, yang dikabarkan sudah melakukan 2.000 kali uji terbang.

Salah seorang ilmuwan yang terlibat dalam program ini mengatakan, robot ini belum banyak digunakan tetapi memiliki potensi yang amat baik.

"Skalanya masih amat kecil," kata Yang Wneqing, guru besar di Fakultas Aeronautika Universitas Politeknik Xian.

"Kami yakin teknologi ini memiliki potensi besar di masa depan. Robot ini memiliki keuntungan unik untuk memenuhi kebutuhan militer dan sipil," tambah Wenqing.

Profesor Li Yachao, peneliti radar militer di Laboratorium Teknologi Pertahanan Nasional di Xian, menyebut bentuk unik drone ini membuatnya sulit dideteksi radar.

China bukanlah negara pertama yang mengembangkan drone mirip burung.

Baca juga: Rusia Bangun Drone Kapal Selam yang Bisa Angkut Senjata Nuklir

Pada 2011, perusahaan asal Jerman, Festo, mengembangkan SmartBird, drone yang terinspirasi burung camar.

SmartBird sejauh ini belum dikomersialkan seperti halnya burung  bionik buatan Perancis.

Berbeda dengan robot burung buatan China, drone buatan Jerman dan Perancis ini tidak terindikasi akan digunakan untuk keperluan militer.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com