Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tim Pemantau Pemilu Eropa Mengaku Ditolak Masuk ke Wilayah Turki

Kompas.com - 24/06/2018, 16:17 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

BERLIN, KOMPAS.com - Dua anggota parlemen dari Jerman dan Swedia yang tergabung dalam tim misi pemantau pemilu dari Organisasi Keamanan dan Kerja Sama Eropa (OSCE), mengaku telah dilarang masuk ke wilayah Turki, menyusul agenda pemilu yang akan digelar di negara itu pada 24 Juni.

Melansir dari Hurriyet Daily News, Andrej Hunko, anggota parlemen dari partai sayap kiri Jerman, Die Linke, mengatakan dirinya diberitahu perwakilan Turki untuk OSCE bahwa dirinya tidak dapat memasuki wilayah negara itu.

Hunko mengatakan, seperti saat pemilihan sebelumnya, dia bersama tim pemantau pemilu OSCE dijadwalkan untuk tiba di Turki sebelum pemilu. Namun saat mendapat kabar larangan masuk, Hunko pun langsung membatalkan penerbangannya di saat terakhir, Kamis (21/6/2018) lalu.

Hunko pun menyebut larangan masuk yang dikeluarkan pemerintah Turki terhadap timnya sebagai tindakan penghinaan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Baca juga: Pemilu Turki: Tantangan Berat Erdogan dan Partai Berkuasa

Dia menuduh Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) yang berkuasa di Turki sebagai pihak yang bertanggung jawab atas pelarangan tersebut.

Namun pemerintah Turki mengklaim memiliki alasan atas pelarangan tersebut.

Ankara menuduh Hunko dan misi pemantauannya berniat menghalangi proses referendum amandemen konstitusi April 2017 yang akan mengubah sistem pemerintahan Turki menjadi sistem presidensial dan menghapus posisi perdana menteri.

Hunko juga dituduh memiliki posisi bias dengan mendukung Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang dilarang, setelah beredar foto Hunko dengan bendera partai tersebut.

"Bisakah kami mengharapkan ketidakberpihakan dari orang ini," kata Menteri Luar Negeri Turki, Mevlüt Çavu?o?lu.

Partai PKK telah dianggap sebagai organisasi teroris oleh Ankara, juga oleh AS dan Uni Eropa. Partai tersebut juga dianggap terlibat dalam upaya kudeta di Turki pada 2016.

Hunko beralasan foto tersebut diambil pada 2014 sebelum terjadinya pemberontakan dan menganggap dirinya telah difitnah.

Selain Hunko, anggota parlemen dari Partai Hijau Swedia, Jabar Amin, juga mengaku telah ditahan di bandara Istanbul pada 21 Juni, dan diterbangkan kembali ke Stockholm.

"Saat saya tiba di pemeriksaan paspor, petugas dari dinas keamanan sudah menunggu saya. Mereka mengambil paspor saya dan membawa saya," kata Amin kepada kantor berita Swedia, Tidningarnas Telegrambyrå (TT).

Baca juga: Jelang Pemilu, Turki Tangkap 14 Orang Terduga Anggota ISIS

"Tidak dapat diterima bahwa pemantau pemilu telah dicegah memasuki Turki. Kami telah meminta penjelasan dari pejabat Turki," kata Menteri Luar Negeri Swedia, Margot Wallstrom.

Kementerian Luar Negeri Jerman bersama dengan OSCE menyesalkan dan mendesak kepada Turki untuk mencabut pelarangan terhadap tim pemantau.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com