Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Joging di Pantai, Gadis Perancis Masuk Tahanan AS selama 2 Minggu

Kompas.com - 24/06/2018, 15:01 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber AFP

WHITE ROCK, KOMPAS.com - Pemerintah AS tengah menggencarkan upaya menegakkan perbatasan wilayahnya dengan memberlakukan kebijakan "Toleransi Nol" yang berlaku terhadap setiap orang yang melintasi perbatasan secara ilegal tanpa terkecuali.

Insiden yang menimpa seorang perempuan remaja asal Perancis ini bisa menjadi pelajaran kepada warga asing agar lebih berhati-hati saat berada di dekat perbatasan AS.

Cedella Roman yang baru berusia 19 tahun terpaksa merasakan pengalaman pahit dengan berada di pusat penahanan AS setelah secara tidak sengaja melintasi perbatasan AS-Kanada saat sedang joging di sepanjang pantai.

Dilaporkan media Kanada, CBC, Jumat (22/6/2018), Roman yang berkewarganegaraan Perancis, sedang berkunjung ke rumah ibunya di Kanada barat.

Pada sore hari tanggal 21 Mei, dia berjoging di pantai di kota White Rock, British Columbia, yang berbatasan langsung dengan negara bagian Washington, AS di sisi selatan.

Baca juga: Melania Trump Ingin Krisis Migran di Perbatasan Meksiko Lekas Diakhiri

Ketika akan pulang berjoging karena air laut mulai pasang, Roman berjalan melewati jalanan yang menanjak sebelum menelusuri kembali ke arah dia datang.

Di perjalanan, tanpa disangka dia dihentikan oleh dua petugas patroli perbatasan AS dan dituduh telah melintasi perbatasan secara ilegal.

"Saya mencoba menjelaskan bahwa saya tidak melakukannya secara sengaja. Saya bahkan tidak mengerti apa yang sedang terjadi," kata Roman kepada CBC dilansir AFP.

Dirinya sempat memprotes karena merasa tidak melihat adanya tanda peringatan maupun larangan melintas.

"Saya berpikir mungkin telah melintasi perbatasan dan mengira hanya akan dijatuhi hukuman denda atau mendapat peringatan dan diminta kembali ke Kanada."

Namun yang terjadi jauh dari perkiraan Roman, yang belum lancar berbahasa Inggris dan tanpa membawa dokumen identitas.

Oleh petugas, Roman dibawa ke Pusat Penahanan Barat Laut Tacoma yang dikelola Departemen Keamanan Dalam Negeri AS, yang berjarak 200 kilometer ke arah selatan.

"Mereka membawa dan mengurung saya di fasilitas mereka. Mereka meminta saya menanggalkan semua barang pribadi saya, termasuk perhiasan dan menggeledah seluruh tubuh saya."

"Saat itulah saya menyadari jika situasi yang menimpa saya cukup serius dan saya mulai menangis," kata Roman.

Baca juga: AL AS Berencana Bangun Penampungan Sementara untuk Migran Gelap

Saat tiba di pusat penahanan, Roman akhirnya dapat menghubungi ibunya, Christiane Ferne, yang langsung bergegas menyusul putrinya dengan membawa paspor dan seluruh dokumen pendidikannya.

Halaman:
Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com