Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/06/2018, 12:27 WIB

Sementara Erdogan, menyinggung lawannya yang sebelum menjadi anggota parlemen berprofesi sebagai guru. Menurut Erdogan, mengemban tugas sebagai pemimpin negara membutuhkan pengalaman.

"Adalah dua hal yang berbeda antara menjadi seorang guru dengan pemimpin negara. Menjadi seorang presiden butuh pengalaman," ujar Erdogan yang menjanjikan akan mendorong proyek infrastruktur untuk meningkatkan perekonomian.

Kendati demikian, para pengaman menilai, jika Erdogan kembali memimpin maka kepemimpinannya akan melemahkan pemerintahan demokratis.

Pemilihan presiden Turki mengharuskan salah satu calon untuk meraih setidaknya lebih dari 50 persen suara untuk dapat dipilih langsung.

Jika tidak ada calon yang mampu meraih lebih dari 50 persen suara, maka dua calon teratas akan kembali berhadapan pada putara kedua yang dijadwalkan pada 8 Juli mendatang.

Pemilihan Parlemen

Selain pemilihan presiden, pemilu Turki hari ini juga akan menentukan wakil rakyat yang akan menempati 600 kursi di parlemen.

Dalam hal ini, Partai AKP yang berkuasa akan menghadapi tantang berat melawan partai-partai oposisi dalam mempertahankan kursi mayoritas di parlemen.

Salah satu tantangan terberat dari Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) datang dari Partai Rakyat Demokratik (HDP) yang mendukung Kurdi.

Baca juga: Jelang Pemilu, Turki Tangkap 14 Orang Terduga Anggota ISIS

Seandainya partai oposisi ini meraih minimal 10 persen suara pemilih yang dibutuhkan untuk duduk di parlemen, maka partai AKP akan semakin sulit mempertahankan dominasinya.

Meski calon presiden yang diusungnya, Selahattin Demirtas, saat ini berada dalam tahanan di penjara keamanan tinggi atas tuduhan teror.

Dalam kampanye terakhirnya, Demirtas, muncul hanya melalui video yang disiarkan dari dalam penjara. Dia menegaskan pentingnya partai HDP untuk dapat masuk ke dalam parlemen.

"Jika HDP gagal ke parlemen maka semua rakyat Turki akan merasakan kekalahan. Mendukung HDP berarti mendukung demokrasi," kata Demirtas.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com