"Mengapa mereka membeli, itu hal lain. Yang jelas, warga AS membeli karena mereka bisa. Hukum di sini sangat permisif," kata Karp.
Banyaknya senjata yang tak teregistrasi dikatakan Karp terjadi karena ada negara bagian yang hukumnya lunak untuk mendaftarkan senjata baru.
"Negara bagian yang terbilang ketat itu adalah New York dan Connecticut. Selain itu, ada tempat di mana Anda bisa datang, dan melenggang setelah membeli senjata," paparnya.
Karena banyaknya senjata api, 64 persen pembunuhan di AS pada 2016 menggunakan benda tersebut merunut majalah investigasi Mother Jones.
Mother Jones kembali melansir sejak 1982, dilaporkan terdapat 90 penembakan massal di mana korban tewasnya lebih dari tiga orang.
"Pemerintah harus tegas dalam hukum pendaftaran senjata maupun mengawasi peredarannya," kata pakar perdagangan senjata asal Inggris, Martin Drew.
Baca juga: Bawa Senapan Serbu dan 100 Amunisi ke Sekolah, Remaja Ini Ditangkap
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.