Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biografi Tokoh Dunia: Lou Gehrig, Diabadikan Jadi Julukan Penyakit ALS

Kompas.com - 19/06/2018, 17:12 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

Pada 2 Juni 1925, dia menggantikan Wally Pipp, penjaga base pertama Yankees, yang menderita gegar otak. Pipp pulih tetapi tidak dapat kembali ke posisinya di tim.

Baca juga: Biografi Tokoh Dunia: Muhammad Ali, Sang Legenda Tinju Dunia

Dia membentuk duo sengit dengan Baby Ruth, rekan satu tim kuat lainnya, memukul home run besar dan memenangkan banyak pertandingan.

New York Yankees kemudian menyandang julukan "The Murderer's Row" karena lineup mereka yang kuat.

Timnya memenangkan World Series beberapa kali selama tahun-tahun Gehrig berkarier sejak 1923 hingga 1938.

Meskipun mengalami gegar otak, sakit punggung dan cedera lainnya, dia tidak pernah melewatkan pertandingan untuk timnya.

Sejumlah penghargaan diraih Gehrig, termasuk memenangkan American League All Star selama 7 kali sepanjang kariernya.

Lou Gehrig. (lougehrig.com) Lou Gehrig. (lougehrig.com)
Penyakit Lou Gehrig

Pada 1933, dia menikahi Eleanor Twitchell. Namun, pasangan itu tidak memiliki anak.

Kendati prestasinya gemilang, Gehrig harus menerima kenyataan mengenai penyakit ALS yang dideritanya pada usia 36 tahun.

Pria berjuluk Si Kuda Baja ini didiagnosis terserang penyakit yang mengancurkan sel saraf. Dia memutuskan untuk pensiun dari New York Yankees.

Sebelum diagnosisnya, Gehrig mengaku mengalami beberapa gejala penyakit ini saat bermain di lapangan, termasuk kehilangan kekuatan, tergelincir dan jatuh, serta kehilangan koordinasi.

Baca juga: Biografi Tokoh Dunia: Miyamoto Musashi, Ahli Pedang Legendaris Jepang

Sejak menderita penyakit ALS, dia menjadi simbol dari penyakit ini dan namanya diabadikan sebagai julukan ALS.

Gehrig kembali ke Yankee Stadium pada 4 Juli 1939, hari di mana timnya menggelar waktu khusus untuk menghormatinya.

Berdiri di lapangan yang mencetak banyak kenangan baginya, dia mengenakan seragam lamanya.

Gehrig mengucapkan selamat tinggal kepada para penggemarnya melalui pidato pendek penuh air mata di stadion bisbol yang dipadati orang.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com