BEIJING, KOMPAS.com - Sebuah lembaga think-tank merilis laporan yang menyatakan China telah menambah persenjataan nuklirnya.
Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm (SIPRI) melaporkan, per Januari lalu, Negeri "Panda" mempunyai 280 hulu ledak nuklir.
Jumlah tersebut mengalami peningkatan sebanyak sepuluh hulu ledak dibanding tahun lalu (270). Selain itu, belanja militer China juga dikabarkan naik.
Baca juga: China Pamerkan Rudal Terbaru yang Bisa Hantam Guam
Tahun kemarin, China mengalokasikan 228 miliar dolar Amerika Serikat (AS), atau sekitar Rp 3.183 triliun. Naik 5,6 persen dibanding 2016.
Jumlah tersebut membuat China menjadi negara dengan bujet militer terbesar kedua dunia, di bawah AS dengan 610 miliar dolar AS, atau Rp 8.537 triliun.
SIPRI dalam laporannya mengatakan, peningkatan dana belanja sekaligus penambahan kepala nuklir tersebut merupakan bentuk modernisasi militer.
Namun, khusus nuklir, SIPRI menuturkan tidak satu pun yang ditempatkan pada rudal balistik, atau disiagakan bersama pasukan.
"Nuklir tersebut digolongkan sebagai 'hulu ledak nuklir lain' yang berarti mereka dicadangkan atau ada kemungkinan pensiun," tutur SIPRI dilansir SCMP Senin (18/6/2018).
Lebih lanjut, SIPRI juga mengulas India dan Pakistan yang juga menambah senjata nuklirnya di samping percepatan pengembangan rudal balistik.
Masing-masing negara menambah 10 senjata nuklirnya per Januari lalu. India bertambah 140 dari 130, sedangkan Pakistan 150 dari 140.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.