Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komandan Taliban Pakistan Paling Diburu Dilaporkan Tewas

Kompas.com - 16/06/2018, 12:23 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

KABUL, KOMPAS.com - Komandan militan Taliban Pakistan dilaporkan tewas dalam serangan yang dilancarkan Amerika Serikat (AS).

Dilansir AFP via Japan Times Sabtu (16/6/2018), AS tengah menggelar operasi anti-terorisme di Distrik Marawera, Provinsi Kunar, perbatasan Afghanistan dan Pakistan.

Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani menyatakan, Maulana Fazlullah, nama komandan Taliban tersebut, terbunuh oleh drone AS Kamis (14/6/2018).

Baca juga: Taliban Setuju Gencatan Senjata, Tapi Hanya Tiga Hari

Dalam kicauannya di Twitter, Ghani berkata telah berbicara dengan Perdana Menteri Pakistan Nasir ul Mulk dan Kepala Staf Jenderal Qamar Javed Bajwa.

"Kematiannya merupakan buah manis dari usaha keras yang dilakukan intelijen di dinas keamanan Afghanistan," ucap Ghani.

Konfirmasi juga dilakukan juru bicara militer AS di Afghanistan, Letnan Kolonel Martin O'Donnell, seperti dikutip Sky News.

"Kami menggelar operasi kontra-terorisme dengan menargetkan pemimpin senior Taliban yang selalu membuat aksi teror," ujar O'Donnell.

Peraih Nobel pada 2014 Malala Yousafzai berada di Mexico City, Meksiko, 1 September 2017. (AFP/Alfredo Estrella)ALFREDO ESTRELLA Peraih Nobel pada 2014 Malala Yousafzai berada di Mexico City, Meksiko, 1 September 2017. (AFP/Alfredo Estrella)

Fazlullah menjadi buruan setelah kelompoknya, Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP) di Urdu, melakukan penembakan di sebuah sekolah di Peshawar, Desember 2014.

Dalam penembakan tersebut, 132 anak-anak tewas. Kemudian, TTP juga mengulangi serangan di kota yang sama Desember 2017 yang berakibat sembilan orang terbunuh.

Kemudian, dia juga memerintahkan pembunuhan terhadap pejuang hak anak-anak untuk bersekolah, Malala Yousafzai, pada 9 Oktober 2012.

Dalam pernyataan yang dirilis setelah penembakan, Fazlullah berkata aksi Malala dianggap telah "mengotori" aktivitas TTP.

Usaha pembunuhan itu gagal. Malala yang selamat kemudian mendapat perawatan intensif di Birmingham, Inggris, dan menerima Nobel Perdamaian di 10 Oktober 2014.

Sejak saat itu, Kementerian Luar Negeri AS menawarkan hadiah 5 juta dolar AS, sekitar 69,6 miliar, bagi siapa pun yang bisa memberi tahu keberadaan Fazlullah.

Sejak 2009, Fazlullah dikabarkan mencari perlindungan di Afghanistan setelah kelompoknya terdesak oleh militer Pakistan.

Sky News memberitakan, kematian Fazlullah bisa meredakan ketegangan antara AS dan Pakistan, di mana Islamabad sering dituduh melindungi Taliban.

Baca juga: 6 Tahun Setelah Ditembak Taliban, Malala Yousafzai Kembali ke Pakistan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com