Pemerintah lokal menganggap bangunan al-Laham dan keluarganya tak berizin sehingga rumah tersebut bersiap untuk dihancurkan.
"Ini adalah bencana. Gaza saat ini sedang kolaps," kata pria 55 tahun itu yang menambahkan, dia sangat berharap Ramallah membayar sisa gajinya.
Baca juga: Temui Netanyahu, PM Inggris Prihatin atas Korban Warga Palestina di Gaza
Sebab, uangnya bakal dipakai untuk menyewa apartemen. "Saya sudah muak dengan hidup ini," tutur al-Laham kembali.
Selain al-Laham, keluhan juga datang dari Yasser yang merupakan pegawai di Kementerian Kesehatan Gaza. Dia mengaku mempunyai utang yang cukup besar.
Jika pemerintah memberikan seluruh gajinya, dia bakal membayarkan untuk pinjaman bank, supermarket, hingga biaya sekolah anak-anaknya.
Setelah selesai, Yasser mengaku hanya mempunyai 75 shekel saja, sekitar Rp 291.466. Kondisi sulit ini membuat istrinya membawa anak mereka ke rumah keluarganya.
"Daripada menjalani hidup yang sangat memalukan ini, lebih baik saya mengakhiri hidup saya saja," kata Yasser meratap.
Ratusan pegawai di Gaza dilaporkan melakukan unjuk rasa pada Minggu (10/6/2018) dan Rabu (13/6/2018), dan menuntut pemerintah membayar sisa gaji mereka.
Protes terakhir langsung mendapat respon dari pemerintah di mana otoritas keamanan menggunakan gas air mata dan granat suara untuk membubarkan demonstran.
Baca juga: Hamas Sebut Kesepakatan Gencatan Senjata dengan Israel Telah Dicapai
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.