Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Semua Senang dengan Pertemuan Donald Trump dan Kim Jong Un

Kompas.com - 12/06/2018, 19:29 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

Sumber AFP

SINGAPURA, KOMPAS.com - Di saat hampir seluruh dunia mengapresiasi pertemuan bersejarah Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, ternyata ada yang memandang miring peristiwa ini.

Sejumlah analis menilai jabat tangan, penandatanganan kesepakatan, hingga saling bertukar pujian menjadi tanda Presiden Trump melegitimasi kekuasaan Kim Jong Un.

Para analis ini mempertanyakan sikap Trump yang memperlakukan Kim sebagai rekan setara padahal pemimpin Korut itu berpotensi memicu perang nuklir hanya beberapa bulan sebelum KTT di Singapura itu.

"Penyelenggaraan KTT ini, mulai dari jabat tangan, pengaturan bendera, hingga pengaturan posisi duduk, biasa dilakukan dalam pertemuan dua negara berdaulat yang memiliki hubungan diplomatik normal," kata pengamat masalah keamanan, Ankit Panda.

Baca juga: Trump Angkat Isu Penculikan Warga Jepang, PM Abe Berterima Kasih

"Efek legitimasi terhadap rezim Korea Utara tak terbantahkan," tambah Panda.

Sementara pakar masalah pengendalian senjata Jeffrey Lewis menilai publikasi pertemuan kedua pemimpin ini terlalu berlebihan.

"Saya sedikit terganggu dengan peliputan yang terlalu antusias terhadap apa yang tak lebih dari sebuah episode reality show televisi," kata Lewis.

Hanya beberapa bulan lalu, Trump dan Kim saling bertukar hinaan. Kata-kata "pikun" atau "manusia roket" hingga membanggakan senjata nuklir masing-masing menghiasi berbagai pemberitaan dunia.

Namun, saat berada di sebuah hotel mewah di Singapura, keduanya tampil bak kawan lama yang amat akrab.

Trump dan Kim juga sempat berjalan-jalan di sekitar hotel, bahkan Trump memperlihatkan mobil dinasnya "The Beast" kepada pemimpin Korea Utara itu.

Tak hanya itu, Trump juga menghujani Kim Jong Un, yang usianya jauh lebih muda, dengan berbagai pujian.

"Saya menyimpulkan, dia (Kim) adalah orang yang sangat berbakat. Saya juga mengetahui, dia amat mencintai negaranya," ujar Trump.

Tak berhenti di situ, pujian Trump berlanjut dengan menyebut Kim Jong Un sebagai sosok dengan "kepribadian hebat" dan "amat cerdas".

Kondisi ini amat kontras saat Trump menghadiri KTT G7 di Kanada, sehari sebelum pertemuan di Singapura digelar.

Di Kanada, Trump seolah terisolasi dari para pemimpin dunia lainnya terkait kebijakan dagang AS dengan para sekutu tradisionalnya.

Halaman:
Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com