Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Trump dan Kim Jong Un Ukir Sejarah Baru Dunia

Kompas.com - 12/06/2018, 16:48 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

KOMPAS.com - Sejarah baru dunia terukir pada hari ini di Singapura. Dua pemimpin negara dikenal kerap berseteru melalui pernyataan-pernyataan telah berjumpa dalam ruang dan waktu yang sama.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump meninggalkan KTT G7 di Kanada lebih awal untuk berangkat ke Singapura.

Pesawat Air Force One mendarat di Pangkalan AU Singapura di Paya Lebar pada Minggu (10/6/2018) pukul 20.20 waktu setempat.

Baca juga: Saat Dunia Menyaksikan Jabat Tangan Bersejarah Trump-Kim Jong Un

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un tiba di bandara internasional Changi, Singapura, pada hari yang sama pukul 14.35 waktu setempat dengan menumpang Boeing 747 milik maskapai penerbangan Air China.

Walau sudah berada di Singapura, keduanya masih terpisah oleh tempat penginapan. Trump menginap di Hotel Shangri-La dan Kim bermalam di Hotel St Regis.

Jarak kedua hotel tersebut kira-kira 1,2 km atau sekitar empat menit jika ditempuh dengan mobil.

Bertemu PM Singapura

Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong menyambut keduanya juga secara terpisah. Lee menyambut Kim di kediaman resmi perdana menteri pada Minggu (10/6/2018) malam.

Keesokan harinya, dia menggelar pertemuan dengan Trump yang dilanjutkan dengan makan siang. Ada yang istimewa pada menu hidangan mereka, yaitu sebuah kue ulang tahun.

Kejutan kue ulang tahun itu ditujukan kepada Trump yang akan genap berusia 72 tahun pada 14 Juni mendatang.

Baca juga: Trump: Pertemuan Empat Mata dengan Kim Berlangsung Sangat Baik

Lee berharap pertemuan kedua pemimpin tersebut bisa membalikkan tren negatif hubungan kedua negara.

"Kami berharap dengan menyediakan lokasi yang netral dan disetujui kedua pihak, kami mendukung sebuah pertemuan yang produktif yang akan mengubah tren negatif di Korea selama beberapa waktu terakhir," katanya.

Dari kiri ke kanan: Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakrishnan, Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, dan Menteri Pendidikan Singapura Ong Ye Kung berfoto ketika berjalan-jalan Senin (11/6/2018).Facebook/Vivian Balakrishnan Dari kiri ke kanan: Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakrishnan, Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, dan Menteri Pendidikan Singapura Ong Ye Kung berfoto ketika berjalan-jalan Senin (11/6/2018).
"Selfie" pertama Kim

Pada Senin (11/6/2018), Kim meninggalkan kamarnya di Hotel St Regis sekitar pukul 21.00 waktu setempat atau 12 jam sebelum dia dijadwalkan bertemu Trump di Hotel Capella.

Keluar dari penginapan, rupanya Kim meluangkan waktu untuk berjalan-jalan menikmati suasana malam "The Lion City".

Kim ditemani adiknya sekaligus penasihat dekatnya, Kim Yo Jong, dan petinggi partai berkuasa di Korut, Ri Su Yong.

Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakrishnan dan Menteri Pendidikan Singapura Ong Ye Kung juga turut mendampingi Kim.

Balakrishnan mengunggah foto "selfie" bersama Kim dan Ong dengan memberi keterangan tagar #Jalanjalan #guesswhere?. Momen itu merupakan "selfie" pertama pemimpin Korut.

Baca juga: Jabat Tangan 10 Detik yang Bersejarah antara Trump dan Kim Jong Un

Gardens by the Bay, taman ikonik Singapura yang berlokasi di tepian Marina Bay, membalas unggahan Balakrishnan.

"Tidak ada lokasi yang lebih baik untuk #selfie yang bersejarah," tulisnya di Facebook.

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un (kiri) bersalaman dengan Presiden AS Donald Trump pada pertemuan bersejarah antara AS-Korea Utara, di Hotel Capella di Pulau Sentosa, Singapura, Selasa (12/6/2018). Pertemuan ini merupakan yang pertama kalinya bagi pemimpin kedua negara dan menjadi momentum negosiasi untuk mengakhiri kebuntuan permasalahan nuklir yang telah terjadi puluhan tahun.AFP PHOTO/SAUL LOEB Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un (kiri) bersalaman dengan Presiden AS Donald Trump pada pertemuan bersejarah antara AS-Korea Utara, di Hotel Capella di Pulau Sentosa, Singapura, Selasa (12/6/2018). Pertemuan ini merupakan yang pertama kalinya bagi pemimpin kedua negara dan menjadi momentum negosiasi untuk mengakhiri kebuntuan permasalahan nuklir yang telah terjadi puluhan tahun.
Jabat tangan bersejarah

Pagi di Singapura dan malam di Washington DC, tidak memadamkan semangat warga untuk menyaksikan langsung peristiwa bersejarah.

Pada Selasa (12/6/2018) pagi waktu Singapura atau Senin (11/6/2018) malam waktu di ibu kota AS, Trump dan Kim tiba di Hotel Capella.

Awak media bersiap merekam dan memotret jabat tangan pertama kedua pemimpin.

Berjalan dari dua arah yang berbeda di koridor hotel, Trump dan Kim bertemu di titik tengah berkarpet merah.

Di depan barisan bendera Korut dan AS, keduanya mengukir sejarah dengan berjabat tangan untuk pertama kalinya.

Baca juga: Presiden Korsel Mengaku Sulit Tidur Jelang Pertemuan Trump-Kim Jong Un

Jabat tangan itu berlangsung sekitar 10 detik. Kemudian, awak media mengikuti mereka ke sebuah ruangan, sebelum pertemuan tertutup dimulai.

"Saya merasa sangat baik, kami akan mengadakan pembicaraan besar, dan saya rasa akan berhasil luar biasa," kata Trump saat duduk di samping Kim Jong Un.

"Prasangka yang dulu dan praktiknya menjadi penghambat dalam perjalanan kami, tetapi kami telah mengatasi semuanya dan kami berada di sini hari ini," ucap Kim.

Agenda selanjutnya, Trump dan Kim bertatap muka empat mata selama 38 menit didampingi masing-masing penerjemah.

Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menandatangani kesepakatan usai melakukan pertemuan di Hotel Capella, Singapura, Selasa (12/6/2018). Penandatanganan ini disaksikan Menlu AS Mike Pompeo dan adik Kim Jong Un, Kim Yo Jong.
AFP/SAUL LOEB Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menandatangani kesepakatan usai melakukan pertemuan di Hotel Capella, Singapura, Selasa (12/6/2018). Penandatanganan ini disaksikan Menlu AS Mike Pompeo dan adik Kim Jong Un, Kim Yo Jong.
Kesepakatan denuklirisasi

Setelah menyantap makan siang bersama, Trump dan Kim menandatangani dokumen bersejarah yang menjadi jalan bagi Korut untuk segera memulai denuklirisasi.

AS berjanji akan berhenti mengadakan latihan militer di Semenanjung Korea yang dulu kerap memicu kemarahan Korut.

"Kami akan menghentikan latihan perang yang juga akan menyelamatkan sejumlah besar uang kami," kata Trump kepada wartawan dalam konferensi pers, tanpa kehadiran Kim.

Dia juga menyatakan niatnya ingin menarik pasukan AS dari Korea Selatan.

"Saya ingin pasukan kami keluar. Saya ingin membawa mereka kembali ke rumah. Tapi itu bukan bagian dari persamaan ini. Saya berharap ini akan terjadi nanti," ucapnya.

Isi kesepakatan Trump dan Kim dapat dibaca lengkap pada tautan ini.

Baca juga: Pakar Bedah Makna dari Bentuk Tanda Tangan Presiden Trump

Lalu, apakah pelucutan senjata nuklir dapat berlangsung dengan segera?

Data Kementerian Luar Negeri AS, hingga September tahun lalu mencatatkan bahwa Korut memiliki 1.393 hulu ledak nuklir.

Sejumlah organisasi mengatakan, AS masih memiliki ribuan lagi hulu ledak nuklir yang menunggu untuk dilucuti. Jumlah seluruhnya tahun lalu mencapai 6.550 buah.

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un (kanan) berjalan bersama Presiden AS Donald Trump pada pertemuan bersejarah antara AS-Korea Utara, di Hotel Capella di Pulau Sentosa, Singapura, Selasa (12/6/2018). Pertemuan ini merupakan yang pertama kalinya bagi pemimpin kedua negara dan menjadi momentum negosiasi untuk mengakhiri kebuntuan permasalahan nuklir yang telah terjadi puluhan tahun.AFP PHOTO/SAUL LOEB Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un (kanan) berjalan bersama Presiden AS Donald Trump pada pertemuan bersejarah antara AS-Korea Utara, di Hotel Capella di Pulau Sentosa, Singapura, Selasa (12/6/2018). Pertemuan ini merupakan yang pertama kalinya bagi pemimpin kedua negara dan menjadi momentum negosiasi untuk mengakhiri kebuntuan permasalahan nuklir yang telah terjadi puluhan tahun.
Harapan dunia

Presiden Korea Selatan Moon Jae-in mengaku kesulitan tidur jelang pertemuan bersejarah antara Trump dan Kim.

Kendati demikian, harapan Moon mengenai kesepakatan denuklirisasi di Semenanjung Korea terwujud.

"Saya bergabung dengan semua orang yang bersemangat terhadap keberhasilan pertemuan itu untuk mencapai denuklirisasi penuh dan perdamaian," ucap Moon.

Baca juga: Pertemuan Trump dan Kim Direspons Positif, Harga Minyak Dunia Stabil

"Pertemuan yang akan mengantarkan era baru di antara dua Korea dan AS," imbuhnya.

Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad yang sedang berada di Jepang menyampaikan harapannya.

"Saya berharap kedua pihak akan menerima kenyataan bahwa, dalam negosiasi, kedua pihak harus siap untuk memberikan solusi guna mencapai kesepakatan yang baik," katanya.

Menteri Luar Negeri China Wang Yi mengatakan, AS dan Korut akhirnya dapat duduk bersama setelah bersitegang selama lebih dari setengah abad.

"Hari ini, dua pemimpin negara duduk bersama dan melakukan pembicaraan yang setara, bermakna penting dan positif, dan mencetak sejarah baru," ujarnya.

Baca juga: INFOGRAFIK: Jalan Panjang Pertemuan Donald Trump-Kim Jong Un

Sementara di stasiun kereta di Seoul, warga bersukacita dan bertepuk tangan ketika menyaksikan siaran langsung jabat tangan Trump dan Kim.

"Saya mengharapkan denuklirisasi dan kesepakatan damai, serta ekonomi Korut yang terbuka, kata Yoon Ji, seorang profesor di Universitas Sungshin di Seoul.

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Jalan Panjang Menuju pertemuan Trump dan Kim

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com