Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Trump dan Kim Jong Un Ukir Sejarah Baru Dunia

Kompas.com - 12/06/2018, 16:48 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

Kesepakatan denuklirisasi

Setelah menyantap makan siang bersama, Trump dan Kim menandatangani dokumen bersejarah yang menjadi jalan bagi Korut untuk segera memulai denuklirisasi.

AS berjanji akan berhenti mengadakan latihan militer di Semenanjung Korea yang dulu kerap memicu kemarahan Korut.

"Kami akan menghentikan latihan perang yang juga akan menyelamatkan sejumlah besar uang kami," kata Trump kepada wartawan dalam konferensi pers, tanpa kehadiran Kim.

Dia juga menyatakan niatnya ingin menarik pasukan AS dari Korea Selatan.

"Saya ingin pasukan kami keluar. Saya ingin membawa mereka kembali ke rumah. Tapi itu bukan bagian dari persamaan ini. Saya berharap ini akan terjadi nanti," ucapnya.

Isi kesepakatan Trump dan Kim dapat dibaca lengkap pada tautan ini.

Baca juga: Pakar Bedah Makna dari Bentuk Tanda Tangan Presiden Trump

Lalu, apakah pelucutan senjata nuklir dapat berlangsung dengan segera?

Data Kementerian Luar Negeri AS, hingga September tahun lalu mencatatkan bahwa Korut memiliki 1.393 hulu ledak nuklir.

Sejumlah organisasi mengatakan, AS masih memiliki ribuan lagi hulu ledak nuklir yang menunggu untuk dilucuti. Jumlah seluruhnya tahun lalu mencapai 6.550 buah.

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un (kanan) berjalan bersama Presiden AS Donald Trump pada pertemuan bersejarah antara AS-Korea Utara, di Hotel Capella di Pulau Sentosa, Singapura, Selasa (12/6/2018). Pertemuan ini merupakan yang pertama kalinya bagi pemimpin kedua negara dan menjadi momentum negosiasi untuk mengakhiri kebuntuan permasalahan nuklir yang telah terjadi puluhan tahun.AFP PHOTO/SAUL LOEB Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un (kanan) berjalan bersama Presiden AS Donald Trump pada pertemuan bersejarah antara AS-Korea Utara, di Hotel Capella di Pulau Sentosa, Singapura, Selasa (12/6/2018). Pertemuan ini merupakan yang pertama kalinya bagi pemimpin kedua negara dan menjadi momentum negosiasi untuk mengakhiri kebuntuan permasalahan nuklir yang telah terjadi puluhan tahun.
Harapan dunia

Presiden Korea Selatan Moon Jae-in mengaku kesulitan tidur jelang pertemuan bersejarah antara Trump dan Kim.

Kendati demikian, harapan Moon mengenai kesepakatan denuklirisasi di Semenanjung Korea terwujud.

"Saya bergabung dengan semua orang yang bersemangat terhadap keberhasilan pertemuan itu untuk mencapai denuklirisasi penuh dan perdamaian," ucap Moon.

Baca juga: Pertemuan Trump dan Kim Direspons Positif, Harga Minyak Dunia Stabil

"Pertemuan yang akan mengantarkan era baru di antara dua Korea dan AS," imbuhnya.

Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad yang sedang berada di Jepang menyampaikan harapannya.

"Saya berharap kedua pihak akan menerima kenyataan bahwa, dalam negosiasi, kedua pihak harus siap untuk memberikan solusi guna mencapai kesepakatan yang baik," katanya.

Menteri Luar Negeri China Wang Yi mengatakan, AS dan Korut akhirnya dapat duduk bersama setelah bersitegang selama lebih dari setengah abad.

"Hari ini, dua pemimpin negara duduk bersama dan melakukan pembicaraan yang setara, bermakna penting dan positif, dan mencetak sejarah baru," ujarnya.

Baca juga: INFOGRAFIK: Jalan Panjang Pertemuan Donald Trump-Kim Jong Un

Sementara di stasiun kereta di Seoul, warga bersukacita dan bertepuk tangan ketika menyaksikan siaran langsung jabat tangan Trump dan Kim.

"Saya mengharapkan denuklirisasi dan kesepakatan damai, serta ekonomi Korut yang terbuka, kata Yoon Ji, seorang profesor di Universitas Sungshin di Seoul.

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Jalan Panjang Menuju pertemuan Trump dan Kim

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com