Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komentari Pertemuan Trump dan Kim, Dennis Rodman Menangis

Kompas.com - 12/06/2018, 13:42 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

SINGAPURA, KOMPAS.com - Pertemuan Presiden Amerika (AS) Donald Trump dengan Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un boleh jadi merupakan terobosan diplomatik terbesar di abad 21.

Namun, bagi mantan pemain basket NBA Dennis Rodman, pertemuan Trump dan Kim dianggap sebagai momen indah dua sahabat kental.

Rodman mengatakannya dalam wawancara dengan CNN, ketika perundingan antara Trump dan Kim dilaksanakan di Hotel Capella, Singapura, Selasa (12/6/2018).

Baca juga: Dennis Rodman Berencana Ikut Hadiri Pertemuan Trump-Kim di Singapura

Rodman, yang sampai di Singapura dini hari waktu setempat, mengatakan bahwa pertemuan di Hotel Capella membutuhkan waktu bertahun-tahun sebelum direalisasikan.

"Hari yang sangat indah. Saya di sini untuk menjadi bagian dalam hari bersejarah ini. Saya sangat bahagia," kata Rodman.

Pria 57 tahun itu berujar dia tidak datang ke Singapura untuk mencari uang atau publisitas karena menjadi orang yang dianggap menyatukan AS dan Korut.

"Saya pikir Trump akhirnya memahami bahwa orang-orang di Korut punya hati. Mereka mempunyai jiwa, kharisma, dan saling mencintai satu sama lain," katanya.

Mengenakan topi bisbol Make America Great Again, mantan pemain berposisi Power Forward itu menyeka air mata yang keluar.

Rodman berujar, dia sangat emosional ketika melihat pertemuan antara dua pemimpin yang sempat berseteru di 2017 tersebut.

Sebab, dia tidak menyangka bahwa tindakannya untuk membela Korut berbuah manis. Dia mengingat ketika baru saja pulang dari Pyongyang di 2014.

Mantan bintang Chicago Bulls, Los Angeles Lakers, dan Detroit Pistons tersebut mengaku harus melindungi diri karena menerima ancaman mati.

"Namun, kepala saya tetap tegak. Sebab, saya tahu sesuatu bakal berubah jika saya membela mereka. Mungkin, saya satu-satunya yang menyadari hal itu," tuturnya.

Baca juga: Sosok Kim Jong Un di Mata Perdana Menteri Singapura

Dia sadar, tidak mudah untuk membangun kepercayaan di antara dua negara. Namun, Rodman yakin seiring waktu, hubungan itu bakal terbangun.

"Saya pikir keduanya sudah memberi pernyataan bagus. Dari cara mereka berjabat tangan, setidaknya mereka mulai membangun kepercayaan," tutur Rodman dilansir Channel News Asia.

Rodman. yang berkata bahwa Kim adalah "temannya seumur hidup", pertama kali mengunjungi Pyongyang pada 2013, atau dua tahun setelah Kim berkuasa.

Dia datang bersama tim basket Harlem Globetrotters, dan sempat bermain dalam laga persahabatan untuk merayakan ulang tahun Kim di 2014.

Saat itu, dia sempat direkam menyanyikan lagu Happy Birthday kepada Kim. Terakhir kali Rodman berkunjung adalah Juni 2017. Rodman memberikan buku Trump yang paling laris, The Art of the Deal.

"Saya pikir ketika itu (Kim) tidak menyadari siapa Donald Trump. Saya pikir demikian, sampai dia membaca buku yang saya berikan dan mulai memahami Trump." ujar Rodman.

"Donald Trump dan Kim Jong Un pada dasarnya cukup memiliki persamaan," kata lanjut pria bertinggi 2,01 meter tersebut.

Baca juga: Presiden Korsel Mengaku Sulit Tidur Jelang Pertemuan Trump-Kim Jong Un

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com